Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berada dalam tekanan besar setelah koalisi yang dipimpinnya mengalami kekalahan dalam pemilu majelis tinggi.
Namun, Ishiba belum memutuskan langkah politiknya. Ia menyatakan akan menentukan nasibnya pada akhir Agustus.
Ishiba yang juga memimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) telah menggelar pertemuan dengan tiga mantan perdana menteri, yakni Taro Aso, Yoshihide Suga, dan Fumio Kishida.
Melansir Kyodo News (23/7/2025), pertemuan itu berlangsung di markas besar LDP untuk membahas situasi partai usai kehilangan mayoritas di kedua majelis parlemen.
Kepada wartawan, Ishiba menepis laporan media yang menyebut dirinya akan mundur.
Ia mengatakan sama sekali tidak menyampaikan rencana pengunduran diri dalam pertemuan tersebut.
Baca juga:
Menurut Ishiba, mereka berbagi “rasa krisis yang kuat” setelah hasil buruk di pemilu.
Ia juga menyebut bahwa pembicaraan dengan para pendahulunya mencakup upaya mencegah partai agar tidak “terpecah”.
LDP sebelumnya sudah kehilangan mayoritas di majelis rendah pada akhir tahun lalu.
Sekretaris Jenderal LDP, Hiroshi Moriyama, menjelaskan bahwa para mantan perdana menteri meminta evaluasi pemilu segera diselesaikan.
Mereka juga menekankan pentingnya mendengarkan suara akar rumput dan para pendukung partai di daerah.
Moriyama mengatakan bahwa LDP akan menggelar rapat gabungan anggota parlemen dari kedua kamar pada Senin mendatang.
Rapat tersebut akan menjadi momen penting untuk mengetahui apakah Ishiba masih mendapat dukungan sebagai pemimpin partai dan pemerintahan.
Meski terus didesak mundur, Ishiba menyatakan tetap ingin menjalankan tanggung jawabnya.
Ia menegaskan pentingnya menjaga stabilitas politik, terutama menjelang agenda diplomatik besar yang akan dihadapi Jepang.
Namun, tekanan dari dalam partai terus meningkat. Beberapa cabang lokal LDP dan seorang anggota kabinet telah secara terbuka meminta Ishiba mundur.
Desakan ini banyak datang dari kelompok yang sebelumnya berafiliasi dengan mendiang Shinzo Abe.
Di sisi lain, sejumlah anggota muda dan tingkat menengah LDP mulai mengumpulkan tanda tangan.
Mereka mendorong pertemuan bersama seluruh anggota partai untuk meminta pertanggungjawaban Ishiba atas hasil pemilu.
Setelah pemilu, Ishiba menyatakan dirinya akan fokus menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi Jepang.
Ia menyebut inflasi dan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat sebagai dua isu utama yang menjadi perhatiannya.
Di tengah tekanan, Ishiba tetap menunjukkan komitmennya untuk menyelesaikan agenda luar negeri.
Jepang akan menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Tokyo untuk Pembangunan Afrika (TICAD) yang berlangsung pada 22–24 Agustus di Yokohama.
Agenda ini menjadi salah satu alasan Ishiba belum ingin melepas jabatannya.
Sementara itu, Jepang mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait penurunan tarif ekspor.
Dalam perjanjian itu, tarif yang sebelumnya tinggi akan diturunkan menjadi 15 persen untuk mobil dan produk ekspor lainnya.
Ishiba direncanakan bertemu dengan para pemimpin oposisi, kemungkinan pada Jumat.
Pertemuan ini bertujuan menjelaskan hasil negosiasi tarif yang telah dicapai bersama Amerika Serikat.
Meski begitu, para pemimpin oposisi terus mempertanyakan posisi Ishiba sebagai perdana menteri.
Mereka menilai Ishiba mengabaikan pesan penolakan publik yang tercermin dari hasil pemilu.
Hasil pemilu menunjukkan penurunan dukungan signifikan bagi LDP.
Banyak pemilih konservatif beralih ke partai-partai oposisi yang lebih kecil, seperti Democratic Party for the People dan partai populis kanan Sanseito.
Kekalahan ini dianggap sebagai hasil terburuk LDP dalam pemilu majelis tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Kondisi ini memperkuat suara-suara yang menuntut perubahan kepemimpinan.
Meski Ishiba masih berharap dapat membalikkan keadaan, waktu semakin sempit.
Dengan agenda-agenda besar menanti, keputusan politik Ishiba pada akhir Agustus akan menjadi penentu masa depan kepemimpinannya dan arah partai ke depan.
© Kyodo News
View this post on Instagram