Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Travelling Tips

Aturan Baru Mendaki Gunung Fuji, Harus Ikut Kursus dan Reservasi Pondok

Kompas.com - 11/07/2025, 14:54 WIB

Musim pendakian Gunung Fuji resmi dimulai sepenuhnya pada Kamis (10/7), setelah tiga jalur di sisi Prefektur Shizuoka dibuka untuk umum.

Jalur tersebut yaitu Fujinomiya, Gotemba, dan Subashiri.

Jalur pendakian Yoshida di Prefektur Yamanashi sebenarnya sudah lebih dulu dibuka sejak 1 Juli lalu.

Melansir Kyodo News (11/7/2025), semua jalur itu mengenakan biaya masuk sebesar 4.000 yen (sekitar Rp 440.000) per orang.

Kebijakan ini diberlakukan otoritas setempat untuk membantu mengatur jumlah pendaki, menjaga lingkungan, sekaligus meningkatkan keamanan selama musim pendakian.

Pendaki yang ingin menggunakan jalur di sisi Shizuoka harus mengikuti kursus singkat tentang peraturan dan etika mendaki.

Kursus ini bisa diikuti secara langsung atau melalui aplikasi ponsel, dan diakhiri dengan kuis untuk memastikan pemahaman.

Jika pendaki tidak memiliki reservasi menginap di pondok gunung, mereka tidak diperbolehkan melewati gerbang di Stasiun Kelima (5th station).

Kebijakan ini diterapkan untuk menjaga keselamatan pendaki sekaligus mengurangi risiko pendakian tanpa istirahat.

Baca juga:

Wisatawan berjalan di pusat perbelanjaan Kota Gotemba, Prefektur Shizuoka, dengan latar belakang Gunung Fuji, (28/11/2024). Gunung Fuji terletak sekitar 100 km barat daya Tokyo.
Wisatawan berjalan di pusat perbelanjaan Kota Gotemba, Prefektur Shizuoka, dengan latar belakang Gunung Fuji, (28/11/2024). Gunung Fuji terletak sekitar 100 km barat daya Tokyo.

Upaya Kurangi Kepadatan dan Jaga Lingkungan

Tahun ini, Prefektur Yamanashi menaikkan biaya masuk dua kali lipat dari sebelumnya, yaitu dari 2.000 yen menjadi 4.000 yen.

Sementara itu, Prefektur Shizuoka mulai memungut biaya masuk di ketiga jalurnya untuk pertama kalinya.

Langkah ini diambil demi mengurangi kepadatan pendaki dan meminimalkan dampak lingkungan yang semakin besar setiap tahunnya.

Selain biaya, Shizuoka juga menerapkan pembatasan akses mulai pukul 14.00 hingga 03.00 dini hari.

Tujuannya untuk mencegah “bullet climbing,” yaitu mendaki tanpa menginap di pondok gunung demi mengejar matahari terbit.

Aktivitas seperti ini dinilai berisiko karena dilakukan tanpa istirahat, terutama di tengah malam.

Berbeda dengan jalur Yoshida yang membatasi pendaki hingga 4.000 orang per hari, jalur di Shizuoka tidak memiliki kuota harian.

Meski begitu, pendaki tetap wajib mengikuti aturan tambahan.

Pemandangan Gunung Fuji dari Danau Kawaguchi, wisata alam ikonik di Prefektur Yamanashi, Jepang.
Pemandangan Gunung Fuji dari Danau Kawaguchi, wisata alam ikonik di Prefektur Yamanashi, Jepang.

Gunung Fuji Tetap Jadi Magnet Pendaki

Gunung Fuji, yang sudah ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO sejak 2013, masih menjadi daya tarik besar bagi pendaki dari berbagai daerah.

Setiap tahun, ratusan ribu orang datang untuk mencoba mendaki gunung setinggi 3.776 meter ini.

Salah satu pendaki, Yuji Asato (45 tahun) dari Yokohama, mengaku antusias akhirnya bisa mendaki kembali tahun ini.

“Tahun lalu saya gagal mendaki karena ada topan. Sekarang saya ingin melihat matahari terbit dari puncak gunung, lalu pulang,” ujarnya.

Musim pendakian tahun ini diperkirakan berlangsung hingga 10 September.

Para pendaki diimbau untuk mematuhi semua aturan demi menjaga keselamatan bersama serta melestarikan Gunung Fuji sebagai salah satu warisan dunia yang berharga.

© Kyodo News

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.