Saat musim panas tiba di Jepang, udara jadi lembap dan matahari terasa terik sepanjang hari.
Di tengah keriuhan festival dan suara jangkrik yang tak henti-henti, ada satu hal lain yang mulai bermunculan.
Bukan hanya lentera atau es serut, tapi juga sosok-sosok aneh bermata lebar, lidah menjulur, dan bentuknya kadang bikin merinding.
Mereka disebut yokai, hantu dari cerita rakyat Jepang yang kini justru jadi ikon unik dalam dunia promosi produk musim panas.
Baca juga:
Yokai (妖怪) adalah istilah untuk berbagai jenis makhluk supranatural dalam cerita rakyat Jepang.
Bentuk dan sifatnya sangat beragam. Ada yang berubah wujud dari hewan, ada yang berwajah menyeramkan, ada juga yang cuma iseng mengganggu manusia.
Tidak seperti hantu dalam cerita Barat yang biasanya identik dengan ketakutan, yokai justru berada di tengah-tengah.
Beberapa memang berbahaya, tapi banyak juga yang hanya suka iseng atau bahkan membantu manusia. Contohnya:
Kappa, makhluk sungai dengan kepala mirip mangkuk air
Tengu, roh pegunungan berbentuk burung
Yuki-onna, hantu perempuan yang muncul di tengah salju
Sejak dulu, yokai sering muncul dalam kaidan (怪談), yaitu cerita horor khas Jepang yang biasa diceritakan saat musim panas.
Cerita ini sengaja dibuat untuk memberi sensasi merinding, supaya pendengarnya merasa sedikit lebih “dingin” di tengah cuaca panas.
Itulah kenapa yokai sangat lekat dengan musim panas.
Musim panas di Jepang identik dengan berbagai perayaan. Mulai dari festival kembang api (hanabi taikai), sampai Obon, yaitu momen menghormati arwah leluhur.
Di tengah semaraknya acara musim panas, yokai ikut tampil, tidak hanya di cerita, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kini, banyak merek menggunakan karakter yokai sebagai bagian dari strategi promosi produk musiman.
Misalnya, karakasa-obake yaitu yokai berbentuk payung bermata satu yang sering muncul di kemasan makanan dingin seperti es serut (kakigori).
Di pusat perbelanjaan atau taman, yokai bahkan hadir dalam bentuk wahana permainan anak, lengkap dengan desain yang lucu dan tidak menakutkan.
Yokai dengan tampilan unik dan karakter yang beragam jadi daya tarik tersendiri, terutama untuk anak-anak.
Lewat cara ini, budaya tradisional Jepang bisa dikenalkan sejak dini dengan cara yang menyenangkan.
Desain yokai yang aneh tapi menarik membuatnya mudah diingat. Ada yang lucu, ada yang menyeramkan, dan ada juga yang menggemaskan.
Variasi bentuk ini membantu perusahaan menyasar berbagai kelompok usia dan minat.
Selain itu, hubungan yokai dengan cerita musim panas membuatnya terasa pas secara waktu.
Anak-anak tetap bisa menikmati cerita horor versi ringan tanpa merasa takut berlebihan.
Campuran antara unsur budaya, nostalgia, dan kreativitas menjadikan yokai sebagai elemen promosi produk yang kuat.
Yokai bukan sekadar karakter dari masa lalu.
Dalam konteks modern, mereka jadi jembatan antara budaya tradisional dan pengalaman konsumen yang menyenangkan.
Entah muncul diam-diam di sungai atau menari di atas bungkus makanan penutup, yokai terus hadir kadang untuk menakuti, kadang untuk menghibur.
Ketika musim panas di Jepang dipenuhi cerita hantu dan tradisi lama, makhluk tersebut jadi pengingat bahwa masa lalu Jepang tidak pernah benar-benar hilang, apalagi kalau sudah tercetak di stik es krim.
Sumber:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)
View this post on Instagram