Gosho Aoyama, pencipta manga Detective Conan, ternyata pernah berpikir untuk menyudahi serial yang sudah ia garap sejak 1994.
Alasannya, tiap minggu ia harus memikirkan kasus baru.
Sementara di sisi lain, para atasan di redaksi juga terus saja memberi instruksi yang bikin kepala makin penuh.
Melansir Bunshun Online (18/5/2024), cerita ini diungkapkan Aoyama dalam wawancara panjang dalam buku 30 Tahun Gosho Aoyama (Aoyama Gosho 30-Shūnen Hon) yang terbit pada 2017.
Aoyama bercerita kalau dirinya sempat ingin berhenti menggambar Detective Conan sekitar 1997, tepat sebelum manga itu diangkat jadi film anime layar lebar.
“Memikirkan kasus baru setiap minggu itu capek, kan? Ditambah lagi, dari pihak redaksi atas terus kasih perintah ini-itu. Saya benar-benar enggak suka hal seperti itu,” kata Aoyama.
Waktu itu, Aoyama akhirnya memutuskan untuk liburan bareng para asistennya. Mereka pergi ke Las Vegas, mumpung ada kesempatan buat istirahat sejenak.
Di sanalah, Aoyama diam-diam menetapkan satu keputusan yaitu begitu pulang dari liburan, ia akan berhenti menggambar Conan.
Baca juga:
Tekanan yang Aoyama rasakan ternyata bukan cuma soal cerita mingguan.
Dalam percakapan yang juga dimuat di buku yang sama, Aoyama mengenang momen kurang menyenangkan saat masih menggambar manga YAIBA (1988–1993).
Saat itu, seorang editor mengomentari wajah karakter utama yang katanya “tidak kelihatan kaget.”
Aoyama penasaran dan balik bertanya, “Kalau begitu, tolong tunjukkan maksud kamu kayak gimana.”
Alih-alih menjelaskan, editor tersebut malah merobek kertas sketsa, membakarnya, lalu melemparkannya ke Aoyama.
Pengalaman itu masih membekas sampai sekarang.
Setelah kejadian demi kejadian yang bikin lelah itu, Aoyama makin mantap untuk berhenti dari Detective Conan.
Tapi semuanya berubah saat ia dan asistennya masih di Las Vegas.
Tiba-tiba, datang telepon dari pihak editorial yang menyampaikan bahwa Detective Conan resmi akan dibuat versi film anime.
Mendengar kabar itu, Aoyama pun luluh. Ia membatalkan niat untuk berhenti dan malah jadi terlibat langsung dalam proyek filmnya.
Dalam buku yang sama, Aoyama juga mengungkap sisi lain dari kehidupannya sebagai mangaka.
Menurut SoraNews24 (27/10/2017), banyak penggemar yang cukup terkejut setelah tahu betapa beratnya jadwal kerja yang ia jalani setiap pekan.
Selama lima hari dalam seminggu, Aoyama menggambar manga selama 20 jam per hari. Ia hanya mengambil tiga kali jeda makan, masing-masing 15 menit.
Tidur pun cuma dari pukul 11.00 sampai 14.00, langsung di kantor tempatnya bekerja.
Ia juga biasanya mengambil waktu tidur siang selama 30 menit, dari pukul 02.00 sampai 02.30.
Tapi kalau sedang dalam masa tenggat ketat, waktu tidur siang itu pun dikorbankan.
Kalau dihitung, sisa dua hari dalam seminggu semestinya bisa ia gunakan untuk istirahat penuh. Tapi nyatanya tidak.
Dalam dua hingga tiga hari itu, Aoyama tetap bekerja membuat storyboard selama delapan jam.
Pada hari-hari itu, ia memang tidur lebih lama sekitar 12 jam, makan dua kali, dan punya waktu pribadi selama empat jam.
Ia tidak bekerja sendirian. Aoyama dibantu oleh enam asisten yang mengerjakan berbagai tugas.
Jadwal mereka memang tidak seketat Aoyama, tapi tetap saja cukup berat.
Dalam buku tersebut disebutkan, para asisten bisa ikut tidur saat Aoyama tidur, atau kadang membawakannya salad sekitar pukul 01.45 dini hari.
Sumber:
View this post on Instagram