Direktur Divisi Pengamatan Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA), Ayataka Ebita, menyatakan bahwa gempa tersebut tidak menimbulkan risiko tsunami.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.
"Di wilayah yang mengalami guncangan kuat, risiko rumah roboh dan tanah longsor meningkat," kata Ebita kepada wartawan.
Ia juga menambahkan bahwa gempa dengan kekuatan serupa masih mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Sejak akhir Juni, wilayah Kepulauan Tokara telah mencatat 1.031 gempa. Aktivitas ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada September 2023, misalnya, JMA mencatat 346 gempa dalam kurun waktu yang singkat di wilayah yang sama.
Kepulauan Tokara terdiri dari 12 pulau kecil, dan tujuh di antaranya berpenghuni. Total populasi di wilayah ini mencapai sekitar 700 orang.
Letak geografis yang berada di atas pertemuan empat lempeng tektonik utama menjadikan kawasan ini rawan aktivitas gempa.
Di tengah meningkatnya aktivitas seismik, kekhawatiran juga tumbuh di masyarakat.
Beberapa wisatawan asing bahkan menunda rencana perjalanan ke Jepang karena kekhawatiran yang dipicu oleh unggahan di media sosial.