Dalam budaya Jepang, mengucapkan selamat bukan sekadar formalitas. Ini bagian penting dari menjaga harmoni (wa) dan menghormati hierarki sosial.
Ucapan yang tepat, amplop hadiah yang rapi, dan cara membungkuk memiliki makna penting dalam budaya Jepang.
Semua itu mempererat hubungan, baik saat menyambut kelahiran, merayakan promosi, maupun menjalin kesepakatan bisnis.
Panduan resmi dari pemerintah Jepang untuk investor asing mencantumkan etika bisnis seperti pertukaran kartu nama, cara membungkuk, dan penggunaan amplop hadiah.
Semua itu dianggap bagian dari manajemen risiko dalam dunia bisnis.
Kesalahan kecil bisa berdampak pada kepercayaan, bukan hanya gengsi.
Baca juga:
Momen | Ucapan yang Digunakan | Hadiah atau Isyarat |
---|---|---|
Pernikahan | ご結婚おめでとうございます (Gokekkon omedetō gozaimasu) | Uang tunai dalam amplop shūgi-bukuro dengan simpul musubikiri (simbol momen sekali seumur hidup) |
Kelahiran atau acara bahagia berulang | ご出産おめでとうございます (Goshussan omedetō gozaimasu) | Amplop dengan simpul chō-musubi (mudah dibuka sebagai harapan “bahagia yang terus berulang”) |
Tahun Baru | 明けましておめでとうございます (Akemashite omedetō gozaimasu) | Uang saku (otoshidama) untuk anak-anak |
Promosi Jabatan | ご昇進おめでとうございます (Goshōshin omedetō gozaimasu) | Hadiah bunga atau kado formal lainnya |
Hadiah uang harus menggunakan uang baru dan dalam jumlah ganjil, seperti 10.000 atau 30.000 yen.
Angka genap dianggap bisa “membelah pasangan,” sementara angka 4 (shi) dan 9 (ku) dihindari karena terdengar seperti kata “mati” dan “sengsara.”
Beberapa kebiasaan bisa jadi membingungkan bagi yang baru mengenal budaya Jepang: