Jepang memperbarui rencana mitigasi gempa Nankai dengan target utama menurunkan jumlah korban jiwa hingga 80 persen dari estimasi saat ini, yang bisa mencapai 298.000 orang.
Melansir Kyodo News (1/7/2025), mitigasi bencana awal yang dirilis pada 2014 sebenarnya sudah menargetkan hal serupa.
Namun, evaluasi pemerintah menunjukkan bahwa langkah-langkah yang telah diambil sejak saat itu baru mampu menurunkan potensi korban sekitar 20 persen.
Jepang pun menyusun ulang strategi penanggulangan agar hasilnya bisa lebih maksimal.
Baca juga:
Rencana baru yang disusun Dewan Manajemen Bencana Pusat (Central Disaster Management Council) ini menitikberatkan pada tindakan konkret dalam 10 tahun ke depan.
Fokusnya pada wilayah yang sudah ditetapkan sebagai zona rawan, termasuk pembangunan tanggul serta peningkatan ketahanan infrastruktur.
Pemerintah pusat dan daerah akan bekerja sama dalam mendanai proyek ini.
Selain itu, pelibatan sektor swasta dan organisasi non-profit juga dianggap penting.
“Seluruh elemen, mulai dari negara, pemerintah daerah, perusahaan, hingga masyarakat sipil, harus bersatu demi menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa,” ujar Perdana Menteri Shigeru Ishiba dalam rapat dewan bencana.
Sebanyak 16 kota dan kabupaten dari enam prefektur juga ditambahkan ke dalam zona penanggulangan bencana.
Dengan penambahan ini, jumlah total daerah yang masuk dalam kategori rawan mencapai 723 wilayah.
Pemerintah juga tetap mempertahankan target lama, yakni mengurangi separuh jumlah bangunan yang diperkirakan akan hancur akibat gempa atau kebakaran.
Saat ini, jumlah bangunan yang berisiko terdampak gempa mencapai 235.000 unit.
Jika sebelumnya evaluasi dilakukan secara tidak teratur, kini pemerintah berkomitmen melakukan inspeksi setiap tahun.
Pemeriksaan ini akan melibatkan para ahli untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang direncanakan benar-benar dilaksanakan di lapangan.
Di sisi lain, seluruh daerah yang berpotensi terdampak tsunami diharapkan bisa rutin menyelenggarakan latihan evakuasi paling lambat pada tahun fiskal 2030.
Langkah ini diambil untuk menjaga kesiapan masyarakat apabila gempa benar-benar terjadi.
Rencana baru ini juga memuat usulan peningkatan perlindungan di kompleks petrokimia.
Selain itu, adanya ajakan kepada masyarakat dan sektor swasta untuk mengambil langkah pencegahan mandiri, seperti mengamankan perabotan di dalam rumah.
Menurut Norio Maki, profesor dari Disaster Prevention Research Institute Universitas Kyoto, potensi terjadinya gempa Nankai kini terasa lebih nyata dibandingkan saat rencana sebelumnya dibuat.
Ia menilai bahwa dukungan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah perlu ditingkatkan.
Ia juga mencatat bahwa meskipun pembangunan infrastruktur seperti menara evakuasi dan tanggul sudah cukup maju, kesadaran masyarakat untuk melakukan evakuasi justru cenderung menurun.
Upaya membangkitkan kembali kewaspadaan warga menjadi hal yang penting.
Dalam skenario terburuk, pemerintah memperkirakan gempa berkekuatan magnitudo 9 bisa terjadi pada malam musim dingin.
Prefektur Shizuoka diperkirakan akan menjadi wilayah dengan korban jiwa terbanyak, mencapai lebih dari 100.000 orang.
© Kyodo News
View this post on Instagram