Menurut Kelompok Masyarakat Pediatri Psikosomatik Jepang, disregulasi ortostatik cenderung muncul pada masa remaja.
Sekitar 10 persen siswa sekolah menengah pertama mengalami gejala ringan dari gangguan ini.
Tim pengembang OD Checker dibentuk pada 2021. Mereka terdiri dari mahasiswa dengan latar belakang di bidang medis dan elektronik.
Dalam waktu dekat, tim ini berencana menggandeng sektor swasta untuk menyempurnakan prototipe, melakukan uji klinis, dan memasarkan alat ini sebagai perangkat medis resmi.
Kensuke Sumida (26), ketua tim pengembang, memiliki latar belakang pribadi dengan gangguan tersebut.
"Dalam kasus gangguan ini, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang baik. Kami ingin memulai dengan meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini melalui berbagai kegiatan kami," ujarnya.
Sumida menambahkan bahwa ia pernah beberapa kali pingsan saat masih duduk di bangku sekolah dasar akibat gangguan tersebut.
Kini, ia ingin pengalamannya menjadi bagian dari solusi yang membantu orang lain.
View this post on Instagram