Gema dukungan untuk timnas Indonesia akan kembali bergaung di kancah internasional. Malam ini, Selasa (10/6/2025), skuad Garuda akan berhadapan dengan timnas Jepang di Osaka.
Di antara riuh rendah puluhan ribu suporter, akan ada suara lantang dari para diaspora Indonesia yang tak kenal jarak untuk memberi semangat.
Salah satunya adalah Candra, seorang perawat asal Indonesia yang saat ini menetap di Tokyo.
Baginya, pertandingan ini bukan sekadar laga 90 menit, melainkan sebuah momen pembuktian cinta pada Tanah Air dan ajang untuk mempererat tali persaudaraan di perantauan.
Namun, ada perjuangan yang harus ia lalui untuk bisa menjadi bagian dari sejarah itu, terutama dalam mendapatkan selembar tiket yang amat berharga.
Baca juga:
Pria yang dulu pernah menetap di Osaka selama empat tahun ini menuturkan bahwa niat untuk menonton langsung Timnas di Jepang sudah terpatri sejak lama.
"Awalnya memang ada niatan nonton timnas di Jepang, mumpung lagi kerja di sini," ujar Candra saat dihubungi Ohayo Jepang, Selasa (10/6/2025).
Kesempatan itu akhirnya datang.
Namun, proses untuk mewujudkan niat tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ia harus berhadapan dengan sistem penjualan tiket yang kompetitif.
"Prosesnya susah-susah gampang," kenangnya.
Ia harus ikut serta dalam "perang tiket" melalui situs resmi Asosiasi Sepak Bola Jepang (Japan Football Association/JFA).
Layaknya perburuan tiket konser populer, ia harus bersaing dengan ribuan peminat lain yang mengakses situs tersebut pada waktu bersamaan.
Beruntung, usahanya membuahkan hasil.
Namun, perjuangan Candra tidak berhenti sampai situ.
Sebagai perawat dengan jadwal kerja sistem shift, persiapan menonton pertandingan harus dilakukan jauh-jauh hari.
"Karena kita di sini kerja perawat dengan shift, jadi bulan sebelumnya sudah harus mengajukan libur pada hari timnas bertanding," ucap Candra.
Komitmen ini menunjukkan betapa besar keinginannya untuk memberikan dukungan langsung dari tribun stadion.
Perjuangan menembus ticket war dan menyesuaikan jadwal kerja terbayar lunas dengan antusiasme yang membuncah.
Ia telah tiba di Osaka dari Tokyo sekitar pukul 20.00 waktu setempat demi menyaksikan laga ini untuk pertama kalinya secara langsung.
Perjalanan tersebut ia tempuh menggunakan kereta cepat shinkansen selama lebih kurang tiga jam, dengan biaya tiket sebesar 14.720 yen (Rp 1,6 juta-an) untuk kursi yang dipesan (reserved seat).
Setibanya di stadion, ia tidak akan sendirian.
Meski berangkat dari Tokyo hanya bersama sang istri, ia akan bergabung dengan komunitas diaspora Indonesia lainnya. Momen ini ia sebut sebagai ajang kumpul sesama diaspora.
Baginya, mendukung skuad Garuda di negeri orang memiliki makna yang mendalam.
"Ini adalah tentang representasi Indonesia di mata dunia dan juga membawa pulang cerita," tuturnya.
Mengenakan jersey kebanggaan Merah Putih, ia dan ribuan suporter lainnya siap menjadi pemain ke-12 bagi Timnas.
Saat ditanya harapannya, ia menjawab dengan realistis tetapi penuh semangat.
"Semoga timnas Indonesia bisa memberikan perlawanan yang 'keras' untuk timnas Jepang," katanya.
Ia tidak menunjuk satu pemain bintang, melainkan menaruh kepercayaan penuh pada semua pemain yang dipilih pelatih untuk berlaga.
Berdasarkan pengalamannya, ia juga berbagi beberapa tips praktis bagi Warga Negara Indonesia (WNI) lain yang ingin bepergian di Jepang untuk mendukung Timnas.
Ia menyarankan penggunaan kereta monorel dan turun di Stasiun Bampaku-kinen-koen untuk mencapai Stadion Suita City.
Sementara itu, menggunakan transportasi umum seperti kereta atau bus malam bisa menjadi pilihan yang lebih terjangkau.
Bagi suporter Muslim, ia merekomendasikan beberapa tempat makan halal di kawasan Namba, Osaka, seperti Cafe Bintang, Halal Wagyu Ramen, dan restoran Matahari Padang Dotonbori.
View this post on Instagram