Perjuangan menembus ticket war dan menyesuaikan jadwal kerja terbayar lunas dengan antusiasme yang membuncah.
Ia telah tiba di Osaka dari Tokyo sekitar pukul 20.00 waktu setempat demi menyaksikan laga ini untuk pertama kalinya secara langsung.
Perjalanan tersebut ia tempuh menggunakan kereta cepat shinkansen selama lebih kurang tiga jam, dengan biaya tiket sebesar 14.720 yen (Rp 1,6 juta-an) untuk kursi yang dipesan (reserved seat).
Setibanya di stadion, ia tidak akan sendirian.
Meski berangkat dari Tokyo hanya bersama sang istri, ia akan bergabung dengan komunitas diaspora Indonesia lainnya. Momen ini ia sebut sebagai ajang kumpul sesama diaspora.
Baginya, mendukung skuad Garuda di negeri orang memiliki makna yang mendalam.
"Ini adalah tentang representasi Indonesia di mata dunia dan juga membawa pulang cerita," tuturnya.
Mengenakan jersey kebanggaan Merah Putih, ia dan ribuan suporter lainnya siap menjadi pemain ke-12 bagi Timnas.
Saat ditanya harapannya, ia menjawab dengan realistis tetapi penuh semangat.
"Semoga timnas Indonesia bisa memberikan perlawanan yang 'keras' untuk timnas Jepang," katanya.
Ia tidak menunjuk satu pemain bintang, melainkan menaruh kepercayaan penuh pada semua pemain yang dipilih pelatih untuk berlaga.
Berdasarkan pengalamannya, ia juga berbagi beberapa tips praktis bagi Warga Negara Indonesia (WNI) lain yang ingin bepergian di Jepang untuk mendukung Timnas.
Ia menyarankan penggunaan kereta monorel dan turun di Stasiun Bampaku-kinen-koen untuk mencapai Stadion Suita City.
Sementara itu, menggunakan transportasi umum seperti kereta atau bus malam bisa menjadi pilihan yang lebih terjangkau.
Bagi suporter Muslim, ia merekomendasikan beberapa tempat makan halal di kawasan Namba, Osaka, seperti Cafe Bintang, Halal Wagyu Ramen, dan restoran Matahari Padang Dotonbori.
View this post on Instagram