Bahkan, kalender klasik Jepang sampai mempunyai musim mikro lima hari khusus.

Istilahnya Kusaretaru kusa hotaru to naru yang berarti rumput busuk menjadi kunang-kunang pada 11–15 Juni untuk merayakan kemunculan singkat mereka. 

Lebih dari itu, kunang-kunang juga punya resonansi spiritual yang kuat.

Banyak cerita rakyat mengaitkan mereka dengan arwah prajurit yang gugur atau sepasang kekasih yang cintanya tak kesampaian. 

Kisah ini makin hidup di benak banyak orang berkat film Studio Ghibli yang menyentuh, Grave of the Fireflies (Hotaru no Haka).

Menariknya, mereka juga berfungsi sebagai barometer lingkungan.

Pasalnya, larva kunang-kunang cuma bisa hidup di air bersih yang mengalir pelan.

Jadi, kalau kamu melihat banyak kunang-kunang beterbangan, tandanya ekosistem pedesaan di sana sehat dan terawat.

Hal itu sekaligus jadi pengingat berharga bagi kita yang tinggal di kota tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.

Rekomendasi Tempat Melihat Kunang-kunang di Jepang 2025

3 Hal Penting tentang Munculnya Kunang-kunang

1. Kelembapan tsuyu (haru-ame)

Musim hujan bisa meningkatkan aktivitas kunang-kunang. Tapi, kalau hujannya lebat, pelepasan kunang-kunang di kota bisa saja dibatalkan.