Ia tergabung dengan komunitas pecinta cosplay di Kota Malang, Cosuki.
Bagi Andy, menjadi cosplayer bisa membuatnya melakoni karakter lain sekaligus membantunya meningkatkan rasa percaya diri.
“Aku pengin jadi karakter yang mungkin aku biasanya enggak pernah kayak gini. Jadi kepengin aja sih jadi sesuatu,” ujarnya.
Lebih dari sekadar mengenakan kostum, cosplay juga membuka jalan bagi Andy untuk membangun relasi sosial.
Melalui komunitas cosplay, ia merasa lebih mudah bersosialisasi dan mendapatkan banyak teman yang memiliki minat yang sama.
“Dulu aku sebelum masuk cosplay termasuk orang yang suka yang menonton anime, jarang keluar, cuma setelah masuk cosplay, teman-teman komunitas bantu kayak personal dari orang yang sendirian akhirnya bisa bersosialisasi,” ujarnya.
Baca juga:
Psikolog Adityana Kasandra Putranto menyebut bahwa cosplay memberi individu kesempatan untuk menjelajahi dan mengekspresikan aspek identitas yang mungkin sulit ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Misalnya, seseorang yang pemalu bisa merasa lebih percaya diri saat memerankan karakter yang karismatik atau kuat,” ujarnya kepada Ohayo Jepang, Sabtu (24/5/2025)
Sebagai mantan cosplayer, ia menuturkan bahwa karakter yang dipilih oleh seorang cosplayer umumnya memiliki nilai atau sifat yang senada dengan kepribadian mereka.
Mereka bisa merasa lebih seperti diri sendiri dengan mengenakan kostum dan memerankan karakter karena karakter tersebut mencerminkan hal yang penting bagi mereka.
Dalam psikologi, kata Kasandra, mengenakan "peran" atau "persona" bisa menciptakan ruang aman secara emosional.
“Menjadi karakter tertentu dapat menjadi pelarian yang sehat dari tekanan identitas sosial yang membatasi,” jelasnya.
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram