Pria berusia 31 tahun ini kini lebih aktif sebagai panitia di berbagai event cosplay.
Meski tak lagi terlibat langsung sebagai cosplayer, ia kerap melihat teman-temannya mengenakan kostum seharga Rp 4 juta sampai Rp 5 juta.
“Biaya kostum Rp 4 sampai Rp 5 jutaan yang sering di event, ya. Tapi mungkin bisa jadi lebih juga karena enggak tahu angka pastinya. Tapi yang pasti jutaan sih,” ujarnya.
Kostum karakter seperti robot dalam anime, terutama jenis mecha yang memiliki elemen dengan bagian yang bisa bergerak, biasanya menghabiskan biaya cukup tinggi.
Ia meyakini bahwa komunitas pencinta cosplay di Tanah Air akan terus beregenerasi sehingga cosplay akan tetap eksis dan berkembang ke depannya.
“Kalau aku lihat kayak fans, peminat, orangnya akan beregenerasi. Dan selama itu ada, budayanya akan terus ada, apalagi komunitas-komunitas,” ujar Hilky.
“Semakin ke sini, ada media sosial, jadi lebih mudah untuk menyebar. Jadi orang-orang yang baru akan terus datang,” lanjutnya.
Sementara itu, pakar budaya Hikmat Darmawan menjelaskan bahwa komunitas cosplay di Indonesia mencerminkan bentuk tribalisme.
Munculnya rasa memiliki dan keterikatan yang kuat ketika seseorang bergabung dengan kelompok yang memiliki minat dan identitas serupa.
“Meski terlihat seperti ekspresi individu, sebenarnya mereka lebih kuat karena adanya rasa kebersamaan. Dari sudut pandang saya, unsur tribalisme ini cukup terasa,” ungkap Hikmat kepada Ohayo Jepang, Jumat (23/5/2025).
Hikmat menambahkan bahwa ikatan dalam komunitas cosplay bukan hanya didasarkan pada hobi yang sama, tetapi juga pada rasa saling mendukung dalam berekspresi.
Baca juga:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram