Baca juga:
“Aku sebenarnya enggak menyangka sih, karena waktu ujian itu bahasa yang diujikan kan beda banget sama bahasa waktu di kuliah, kayak misalkan Bahasa Jepangnya Aki atau Bahasa Jepangnya lampu merah, benar-benar kosa katanya baru,” ungkapnya.
Sesampainya di Jepang, Mahatmi akan menjalani pelatihan kerja (on the job training) selama satu tahun di perusahaan transportasi Tokyu Bus.
Dalam program pelatihan tersebut, Mahatmi akan mengikuti sekolah mengemudi dan mempelajari berbagai materi terkait profesi sopir serta etika berkomunikasi.
Selain itu, ia juga akan bertugas sebagai pendamping sopir bus.
“Sekolah mengemudi, terus pelajaran di kelas, sama mungkin setengahnya mendampingi waktu bus jalan,” kata dia.
Perlu diketahui, program Tokutei Ginou Jidousha Kougyou atau Specified Skilled Worker (SSW) bidang pengemudi resmi dibuka pertama kali di LPKS Shankara pada April 2024.
Program ini merupakan hasil kerja sama langsung dengan perusahaan transportasi Jepang, Tokyu Bus.
Menurut Kepala LPKS Shankara Prasetyo Aji Purnomo, meskipun program ini baru dibuka untuk Warga Negara Indonesia (WNI) tetapi prospeknya menjanjikan.
Bahkan, menurutnya, peluang kerja yang ditawarkan oleh perusahaan transportasi asal Jepang ini mencapai ribuan posisi.
“Peluangnya masih luar biasa besar untuk sopir bus sendiri, karena selain Tokyu Bus, juga ada perusahaan-perusahaan lain yang saat ini juga sudah mulai pada masuk ke Indonesia,” jelas Aji kepada Ohayo Jepang, Rabu (21/5/2025).
“Bisa dibilang ribuan. Besar ribuan itu,” tambahnya.
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram