Baca juga:
Selain itu, Rina menjelaskan bahwa untuk menjadi petani di Jepang prosesnya tidak mudah.
Warga yang berminat pada sektor pertanian, harus melalui proses pelatihan yang rumit terlebih dahulu.
Setiap calon petani di Jepang akan dilatih menjadi petani profesional di bidangnya masing-masing.
Misalnya, jika kamu memiliki minat pada stroberi, maka kamu akan fokus pada varietas itu saja.
Hal ini juga yang dilakoni Rina yang sudah menggeluti varietas daun bawang selama puluhan tahun.
“Teteh merasakan menjadi petani yang istilahnya punya keahlian di satu bidang memang prosesnya ternyata tidak semudah apa yang kita pikirkan ya. Kayak daun bawang, Teteh juga berkecimpung di daun bawang berpuluh-puluh tahun,” ungkapnya.
Pelatihan bagi petani di Jepang umumnya berlangsung selama tiga tahun.
Tujuannya membentuk sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan terampil di bidang pertanian.
Selain itu, Jepang sejak lama mengadopsi teknologi pertanian, yang berperan besar dalam meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas hasil produksi.