Petani asal Indonesia di Jepang, Lina Rokayah yang kerap disapa Teh Rina, menceritakan perbedaan menjadi petani di Jepang dengan di Indonesia.
Berdasarkan pengalamannya sebagai petani di Jepang selama lebih dari 20 tahun, Rina menilai bahwa perbedaan paling mencolok terletak pada pemahaman petani Jepang terhadap diversifikasi produk hasil panen.
Mayoritas petani di Jepang menciptakan merek sendiri untuk hasil panen mereka.
Mereka menonjolkan keunikan dan ciri khas dari setiap produk pertanian yang dihasilkan.
Matsubara Farm milik Rina dan suaminya mempunyai produk unggulan berupa daun bawang.
Sayur tersebut dipasarkan dalam kondisi sudah dibersihkan, dikemas rapi, dan diberi label merek sendiri.
“Jadi kebanyakan petani di Jepang itu tidak hanya menanam, merawat, dan memanen, tapi mereka bisa sampai menghasilkan suatu bentuk nilai produknya lebih tinggi,” ujarnya kepada Ohayo Jepang, Selasa (20/5/2025).
“Teteh tidak menjual bawang daun itu begitu saja, tapi diproses dulu, dibersihin, dikupas sampai rapi, di-packing,” tambahnya.
Namun, petani di Indonesia cenderung menjual hasil panen mentah tanpa mendiversifikasinya.