Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Petani Indonesia di Jepang Suplai Sayur untuk Program Makan Siang Sekolah di Toyama

Kompas.com - 21/05/2025, 12:05 WIB

Kisah inspiratif datang dari Lina Rokayah, seorang petani asal Indonesia yang menetap di Jepang.

Menekuni bidang pertanian selama lebih dari 20 tahun, ia kini turut berkontribusi memasok sayuran untuk program makan siang sekolah di Jepang yang dikenal sebagai Kyushoku.

Ohayo Jepang pada Selasa (20/5/2025) bahwa kerja sama antara perusahaan pertanian miliknya dan suami, Matsubara Farm, dengan pemerintah Prefektur Toyama dimulai pada 2020.

Saat itu, pemerintah setempat mengajak mereka bermitra untuk menyuplai sayuran dari ladangnya guna mendukung program makan siang sekolah di Prefektur Toyama.

Kerja sama tersebut mulai dilaksanakan pada 2021, setelah situasi pandemi Covid-19 mulai membaik.

Biasanya, perusahaan pertanian di Jepang menjalin kemitraan untuk penyediaan makanan sekolah melalui Gakkou Kyushoku Senta, yaitu pusat katering khusus makan siang sekolah.

Namun, Matsubara Farm juga menyalurkan sayuran ke warung dan toko sayur di sekitar wilayah mereka.

Dalam hal ini, pemerintah daerah mengambil pasokan sayuran dari warung dan toko lokal untuk kemudian dimanfaatkan dalam program makan siang sekolah, Kyushoku.

“Teteh permintaannya tidak langsung dari sekolah, tapi dari pemerintah daerah atau pemda setempat. Pemda di sini yang mengatur masalah katering makan siang,” ujarnya.

Baca juga:

Sawah khusus daun bawang di Matsubara Farm, Prefektur Toyama, Jepang, Selasa (20/5/2025).
Sawah khusus daun bawang di Matsubara Farm, Prefektur Toyama, Jepang, Selasa (20/5/2025).

Adapun, program Kyushoku diterapkan untuk siswa tingkat TK, SD, dan SMP.

Rina mengungkapkan bisa mengirim sayuran hingga puluhan kilogram per hari, mulai dari daun bawang hingga lobak.

“Daun bawang sekitar 25 kilogram, kalau lobak misalnya 40 kilogram, seperti itu per hari, tetapi jumlahnya tergantung karena menu makan siang disesuaikan setiap hari,” tuturnya.

Rina juga menjelaskan bahwa program makan siang di sekolah Jepang tidak hanya soal Kyushoku, melainkan juga disertai dengan pendidikan makanan yang dikenal sebagai Shokuiku.

Melalui pendidikan ini, siswa diajarkan untuk memahami asal-usul makanan yang mereka konsumsi hingga proses makanan tersebut tiba di meja makan di kelas.

Selain itu, mereka juga diajarkan pentingnya menghargai peran para petani dan pedagang yang berkontribusi dalam penyediaan bahan pangan.

(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.