Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Transportasi

Bersepeda di Jepang Vs Indonesia, Ini Realita soal Trotoar & Lalu Lintas yang Beda Jauh

Kompas.com - 17/05/2025, 13:15 WIB

Ketika pertama kali mencoba bersepeda di Jepang, saya merasa sedikit gugup. Rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali saya mengendarai sepeda.

Saya khawatir sepeda saya akan terlihat sedikit goyang jika ada orang yang melihat. 

Namun lambat laun, saya mulai terbiasa, meskipun terkadang masih terselip sedikit kecemasan. 

Saat itu sedang musim dingin, dan cuacanya terasa sangat dingin, tetapi saya tidak mengenakan sarung tangan.

Udara dinginnya memang menggigit, tetapi saya begitu fokus untuk mengatasi kegugupan sehingga tidak menyadari tangan saya semakin terasa dingin.

Wajah saya juga ikut kedinginan karena saya tidak memakai masker untuk menghalau angin.

Mengingat kembali pengalaman itu, saya pikir waktu terbaik untuk bersepeda di Jepang adalah saat musim semi dan musim gugur. 

Cuacanya terasa nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Menjadikannya waktu yang tepat untuk bersepeda tanpa cuaca ekstrem seperti di musim panas atau musim dingin.

Apabila musim panas, cuacanya bisa menjadi sangat terik, dan dehidrasi menjadi risiko yang nyata.

Saya bahkan pernah mendengar dan sekali melihat, seseorang pingsan atau kehilangan kesadaran akibat kepanasan saat bersepeda.

Futari nori atau berboncengan sepeda dilarang di seluruh Jepang, kecuali sedikit spot wisata.
Futari nori atau berboncengan sepeda dilarang di seluruh Jepang, kecuali sedikit spot wisata.

Bersepeda di Jepang

Ada beberapa hal lain yang saya perhatikan mengenai bersepeda di Jepang:

1. Aman dan Tertib

Salah satu hal utama yang paling berkesan bagi saya di Jepang adalah betapa amannya merasa saat bersepeda.

Ada aturan yang jelas untuk para pesepeda ikuti, dan kebanyakan orang tampaknya mematuhi aturan tersebut.

Ini menjadikan pengalaman bersepeda tidak terlalu membuat stres, karena saya tahu apa yang harus saya harapkan dari sesama pesepeda dan pejalan kaki.

2. Trotoar yang Lebar

Di Jepang, pesepeda juga sering kali menggunakan trotoar.

Trotoarnya umumnya lebar dan terawat dengan baik, membuat aktivitas bersepeda di sana terasa nyaman dan aman.

3. Lalu Lintas Kendaraan Lebih Sedikit

Jepang memiliki jumlah mobil dan motor di jalan yang relatif lebih sedikit, yang membuat bersepeda terasa lebih santai.

4. Prioritas bagi Pejalan Kaki

Satu hal yang membutuhkan waktu bagi saya untuk beradaptasi adalah memberikan prioritas kepada pejalan kaki saat bersepeda di trotoar.

Jika saya melihat seseorang berjalan, saya akan melambatkan laju atau bahkan menuntun sepeda saya untuk menghindari bertabrakan dengan mereka.

Meskipun beberapa teman saya dapat dengan mudah bermanuver melewati pejalan kaki, saya masih merasa sedikit cemas dalam situasi-situasi seperti ini.

Jalur sepeda Shimanami Kaido di Prefektur Ehime, Jepang.
Jalur sepeda Shimanami Kaido di Prefektur Ehime, Jepang.

Baca juga:

Beda Bersepeda di Jepang dan Indonesia

Bersepeda di Indonesia, khususnya di Jakarta, adalah pengalaman yang sangat berbeda.

Kondisinya terasa lebih menantang, tetapi saya tetap menemukan tempat bersepeda yang aman. Berikut adalah perbedaan utama yang saya amati:

1. Trotoar Sempit

Di Jakarta, trotoarnya biasanya lebih sempit dibandingkan di Jepang, yang membuat pesepeda lebih sulit untuk bersepeda dengan nyaman.

2. Lalu Lintas Padat

Di kota-kota besar yang ramai seperti Jakarta, jalan raya sering kali dipenuhi oleh mobil dan motor.

Sebagai pesepeda yang bukan profesional, saya tidak pernah merasa nyaman bersepeda di jalan raya.

Lalu lintasnya dapat terasa sangat padat, sehingga saya lebih memilih untuk bersepeda di area yang tidak terlalu ramai.

3. Car Free Day (CFD)

Salah satu hal yang menarik dari bersepeda di Jakarta adalah adanya Car Free Day (CFD).

Pada hari-hari yang ditentukan ini, mobil dan motor dilarang melintas di area-area tertentu kota, dan pesepeda dapat menikmati jalanan tanpa harus mengkhawatirkan lalu lintas kendaraan.

Ini adalah kesempatan yang baik bagi masyarakat untuk bersepeda dengan aman.

4. Area Khusus Bersepeda

Di Indonesia, ada juga area-area yang nyaman untuk bersepeda, seperti area olahraga dan taman.

Area-area ini sangat ideal untuk bersepeda, karena bebas dari lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki.

Saya menikmati bersepeda di tempat-tempat seperti ini karena menawarkan lingkungan yang damai untuk berolahraga dan bersantai.

Kesimpulan

Sebagai penutup, baik Jepang maupun Indonesia menawarkan kesempatan untuk bersepeda dengan aman, tetapi pengalamannya dapat bervariasi tergantung pada negaranya.

Secara keseluruhan, baik di Jepang maupun di Indonesia, kunci untuk bersepeda dengan aman adalah dengan mengikuti aturan dan tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.

Kedua negara ini menyajikan pengalaman bersepeda yang unik dan dapat dinikmati dengan sedikit kesabaran dan latihan.

Ulasan di atas disampaikan oleh Axel, pekerja kantoran asal Indonesia di Tokyo. Ia hobi menyanyi, mendengarkan musik, dan berjalan-jalan keliling kota.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (20 Februari 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.