“Saya enggak ngapa-ngapain, dia tuh ngeliat saya, tiba-tiba saya ditonjok sama dia. Waktu itu mata sebelah kiri saya agak sedikit merah, akhirnya saya kompres,” ujarnya.
Baca juga:
Pengalaman yang berbeda disampaikan oleh Kukuh (26) yang bekerja sebagai kaigo di sebuah panti khusus penderita demensia di Prefektur Fukuoka, Jepang.
Di tempat kerjanya, ia sering menghadapi situasi yang menuntut kerja ekstra dan pengawasan intensif terhadap setiap penghuni panti.
“Setiap hari nanya lagi namanya siapa, asalnya dari mana, rumahnya di mana gitu. Sudah ke toilet, pengen ke toilet lagi,” kata Kukuh kepada Ohayo Jepang, Jumat (16/5/2025).
Menurutnya, kesabaran tinggi menjadi kunci utama dalam menangani kondisi para lansia yang ia rawat.
Setiap kali menghadapi situasi sulit, baik Kukuh maupun Agsia, selalu melaporkan insiden terkait kepada penanggung jawab di tempat mereka bekerja.
Setelah laporan disampaikan, langkah penanganan lanjutan akan diambil oleh penanggung jawab.
Agsia dan Kukuh adalah dua dari sekian banyak pekerja kaigo asing yang dibutuhkan Jepang.
Pasalnya, Negeri Sakura kekurangan tenaga kerja lokal, terutama di sektor perawatan lansia, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia.