The Japan Frozen Food Association melakukan survei daring pada Februari 2025 terhadap 1.250 pria dan wanita berusia 25 tahun ke atas yang mengonsumsi makanan beku setidaknya sekali dalam sebulan.
Frekuensi penggunaan makanan beku paling umum di kalangan pria dan wanita adalah dua hingga tiga kali sepekan, mencakup 29,6 persen dari total responden.
Secara keseluruhan, rata-rata penggunaan makanan beku mencapai 1,8 kali per minggu.
Baik pria maupun wanita, frekuensinya lebih tinggi di kalangan mereka yang rutin menyiapkan bekal makan siang, seperti bento.
Dibandingkan tahun sebelumnya, 23,8 persen wanita dan 19,5 persen pria menyatakan bahwa penggunaan makanan beku mereka meningkat, dengan rata-rata keseluruhan sebesar 21,7 persen.
Lantas, mengapa warga Jepang semakin gemar menyantap makanan beku?
Nippon, Kamis (15/5/2025), alasan utama meningkatnya konsumsi makanan beku adalah karena kepraktisannya.
Makanan beku membantu mereka menghemat waktu, terutama bagi yang memiliki jadwal padat.
Makanan beku dapat langsung disajikan tanpa perlu persiapan yang rumit, hanya membutuhkan beberapa menit di dalam microwave atau di atas wajan.
Baca juga:
Pada Februari 2024, survei yang sama mencatat bahwa sebanyak 24,1 persen wanita menyebut kenaikan harga sayuran dan bahan makanan segar lainnya sebagai alasan beralih ke makanan beku.
Pada tahun ini, persentase tersebut naik hampir 10 poin, menjadi 33,6 persen.
gyōza, yang menempati peringkat pertama baik untuk pria maupun wanita.
soba, dan ramen beku.
The Japan Times, Jumat (28/2/2025), survei yang dirilis oleh Teikoku Databank menunjukkan bahwa harga 2.343 produk makanan diperkirakan akan naik mulai Maret 2025, jumlah ini meningkat sekitar tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan harga bulanan ini diperkirakan akan melampaui 2.000 produk untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024.
Jumlah kumulatif sepanjang 2025 diperkirakan akan melebihi 10.000 produk.
“Biaya yang lebih tinggi berdampak pada keuntungan perusahaan, sehingga mereka tidak punya pilihan selain meneruskan kenaikan biaya tersebut kepada konsumen,” ujar seorang pejabat dari lembaga riset tersebut.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram