Lonjakan permintaan ini dipicu oleh pengaruh media sosial serta ledakan pariwisata ke Jepang.
Pada 2024, tercatat 37 juta orang mengunjungi Jepang, naik 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Marukyu Koyamaen Co., produsen teh terkenal di Kyoto, mengalami lonjakan permintaan bubuk matcha hingga terpaksa memberlakukan pembatasan pembelian pada Oktober 2024.
“Para influencer di TikTok menggunakan produk matcha kami untuk membuat matcha latte, sehingga merek kami menyebar secara alami dan menjangkau banyak orang di media sosial,” ujar juru bicara perusahaan.
Ippodo Tea, produsen matcha ternama lainnya, juga baru-baru ini mengumumkan akan menghentikan sementara penjualan beberapa produk tertentu.
Pada bulan Oktober, mereka menaikkan harga berbagai produk matcha akibat meningkatnya biaya produksi.
Sumber:
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram