Selain itu, Panasonic juga beroperasi di sektor perumahan, energi, dan otomotif.
Pada Februari lalu, Panasonic mengumumkan program reformasi manajemen untuk mengatasi berbagai persoalan struktural di tubuh perusahaan.
“Melalui reformasi manajemen saat ini, perusahaan menargetkan peningkatan laba setidaknya sebesar 150 miliar yen,” kata perusahaan pada Jumat.
Dalam laporan keuangan tahunannya yang juga dirilis Jumat, Panasonic memproyeksikan penurunan laba bersih sebesar 15 persen pada tahun ini, disertai dengan penurunan penjualan sebesar delapan persen.
Pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2025, perusahaan mencatat penurunan laba bersih sebesar 17,5 persen menjadi 366 miliar yen.
Panasonic menyebutkan bahwa mereka menghadapi “perubahan kondisi bisnis yang terus berlangsung, seperti melambatnya permintaan terhadap kendaraan listrik (EV).”
Terkait tarif perdagangan dari Amerika Serikat, Panasonic menyatakan bahwa dampaknya belum diperhitungkan dalam proyeksi ini.
“Perusahaan terus memantau situasi tarif dan berupaya meminimalkan dampaknya melalui langkah-langkah jangka pendek maupun menengah hingga panjang,” tambah mereka.
Dalam wawancara yang dipublikasikan pada April, CEO Panasonic Holdings Yuki Kusumi mengatakan kepada surat kabar Nikkei bahwa pemangkasan karyawan akan diperlukan, meski tidak merinci skalanya.
“Pemangkasan tenaga kerja diperlukan agar kami dapat bersaing secara kompetitif dengan perusahaan lain,” ujarnya kepada Nikkei.
Kusumi menekankan bahwa dalam sejarahnya, Panasonic juga pernah menambah jumlah karyawan secara bertahap selama periode yang menguntungkan.
View this post on Instagram