Seorang pria berusia 20-an asal China yang tinggal di Jepang dievakuasi dari Gunung Fuji.
Beberapa hari kemudian, dia kembali diselamatkan dari lereng curam Gunung Fuji karena mencari ponselnya yang tertinggal.
Menurut keterangan polisi kepada AFP (28/4/2025), pria itu merupakan mahasiswa universitas asal China.
Ia ditemukan pada Sabtu (26/4/2025) oleh seorang pendaki lain yang sedang melintasi jalur lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut.
"Pria ini diduga mengalami penyakit ketinggian dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata juru bicara polisi di wilayah Shizuoka pada Senin.
Tak lama kemudian, petugas menyadari bahwa pria itu adalah orang yang sama yang diselamatkan di Gunung Fuji empat hari lalu.
Laporan dari stasiun televisi swasta TBS dan beberapa media lainnya menyebutkan hal ini.
Laporan itu mengatakan pria yang diselamatkan dengan helikopter pada Selasa kembali pada Jumat untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.
Namun, polisi belum bisa mengonfirmasi laporan tersebut.
Tidak diketahui apakah dia berhasil menemukan ponselnya, seperti yang dilaporkan beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya.
Gunung Fuji, yang merupakan gunung berapi aktif dan puncak tertinggi di Jepang, hampir selalu tertutup salju sepanjang tahun.
Jalur pendakian Gunung Fuji biasanya dibuka dari awal Juli hingga awal September.
Banyak orang mendaki melewati jalur yang curam dan berbatu sepanjang malam untuk menyaksikan matahari terbit.
Pendaki disarankan untuk tidak mendaki di luar musim tersebut, karena kondisi yang bisa sangat berbahaya.
Demi menghindari keramaian di Gunung Fuji, pihak berwenang tahun lalu mulai memberlakukan biaya masuk dan batasan jumlah pendaki untuk Jalur Yoshida yang paling populer.
Mulai musim panas ini, setiap pendaki yang menggunakan salah satu dari empat jalur utama Gunung Fuji akan dikenakan biaya masuk sebesar 4.000 yen.
Baca juga:
View this post on Instagram
