Pada 7 April 2020, Jepang mengumumkan status darurat pertamanya sebagai respons terhadap pandemi Covid-19.
Keputusan ini menjadi titik balik penting bagi sektor pariwisata negara tersebut.
Tiga tahun berlalu, industri pariwisata Jepang mengalami perubahan besar.
Beberapa tandanya adalah penurunan tajam, pemulihan bertahap, hingga tantangan baru terkait overtourism atau kelebihan wisatawan.
Munculnya pandemi memicu penerapan pembatasan perjalanan yang ketat, sehingga jumlah wisatawan internasional menurun drastis.
Kondisi ini berdampak berat pada berbagai bisnis yang bergantung pada pariwisata, mulai dari sektor perhotelan hingga objek wisata lokal.
Akibatnya, banyak wilayah di Jepang mengalami kesulitan ekonomi yang signifikan.
Baca juga:
Mengutip laporan dari Axios, seiring dengan meningkatnya program vaksinasi global dan pelonggaran pembatasan perjalanan, Jepang mulai mengalami kebangkitan pariwisata.
Pelemahan nilai yen menjadikan Jepang destinasi yang lebih menarik, terutama bagi wisatawan dari negara tetangga di Asia.
Kebangkitan ini turut mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi setelah Jepang mengalami dekade panjang deflasi.
Mengutip Le Monde, lonjakan kunjungan wisatawan membawa tantangan baru, terutama di destinasi populer seperti Kyoto.
Masalah seperti kepadatan ruang publik, tekanan terhadap infrastruktur, hingga gesekan budaya antara penduduk lokal dan turis menjadi sorotan.
Beberapa insiden memperlihatkan ketegangan ini muncul ke permukaan.
Hal itu menandai pentingnya penerapan pariwisata berkelanjutan dan strategi pengelolaan yang lebih baik.
Melansir Times UK, pemerintah bersama sektor swasta kini mengambil berbagai langkah untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
Investasi untuk memperkuat program budaya serta mendorong wisatawan berkunjung ke daerah-daerah yang kurang terkenal mulai digalakkan.
Upaya ini bertujuan untuk menyeimbangkan manfaat ekonomi dengan pelestarian komunitas lokal dan warisan budaya.
Saat Jepang mengenang tiga tahun sejak deklarasi status darurat, perjalanan industri pariwisatanya memperlihatkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa.
Fokus Jepang pada masa depan yaitu pertumbuhan berkelanjutan dan pariwisata yang bertanggung jawab.
Dua faktor itu menjadi kunci agar industri ini terus berkembang, sekaligus menjaga keunikan budaya dan sosial Jepang.
Sumber:
Konten ditulis oleh Karaksa Media Partner (April 2025)
View this post on Instagram