Kemudian, diperlukan kemampuan bahasa level tinggi setingkat JLPT N3. Namun, kemampuan bahasa tersebut bisa dikembangkan selama masa karantina.
Para calon pekerja juga akan dibekali etika berkendara di Jepang dan cara menggunakan bahasa yang baik dan komunikatif.
Hal ini lantaran mereka akan ditempatkan di perusahaan otobus sektor transportasi umum dan pariwisata.
"Di sini juga ada struktur bahasa Jepang khusus yang nanti mengajar bahasa-bahasa "halus". Kalau kita mengatakan itu bukan sebuah bahasa di komunikasi biasa. Tapi memang bahasa-bahasa yang dikhususkan untuk customer," ujarnya.
SSW untuk formasi sopir bus baru di buka di Indonesia dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Sebab itu, perusahaan Jepang juga rutin memantau jalannya seleksi setiap bulan di JIDS.
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram