“Itu ada kejadian juga baru satu bulan ingin pulang, tiga bulan pengin pulang. Harus kenal dulu potensinya, kalau levelnya masih kurang ya paling penting bahasa Jepangnya.”
Rawin menekankan bahwa perusahaan Jepang akan selalu mengevaluasi ketika pekerjanya tidak mengerti perintah kerja.
“Dari mulai awal mengikuti pelatihan di LPK sampai berangkat ke Jepang itu sekurangnya membutuhkan biaya Rp 25 juta,” ujar Rawin.
Biaya tersebut bisa lebih murah jika program yang diambil adalah magang melalui Kementerian Ketenagakerjaan dan skema Government to Government (G to G) melalui Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram