Sebelum datang ke Jepang, apakah Ifah memiliki mimpi yang ingin dikejar setelah masa SSW? Ternyata ada, namun seiring waktu dan pengalaman, visinya pun berkembang.
“Sejak kecil, saya punya mimpi ingin menjadi pemilik rumah kos dan memiliki rumah sewa dengan banyak penyewa. Tapi sekarang saya rasa itu sulit, jadi sekarang saya tertarik dengan usaha makanan dan minuman yang sederhana. Tentu saja, di Indonesia.”
Mimpi bisa berubah, tapi tidak benar-benar hilang.
Bagi Ifah, ini soal bersikap realistis sambil tetap berharap, dan menggunakan apa yang telah ia pelajari di luar negeri untuk membangun sesuatu yang berarti di Tanah Air.
Baca juga:
Jepang punya kenyamanan, keteraturan, dan kemudahan tersendiri—hal-hal yang menurut Ifah tidak mudah ditemukan di tempat lain.
Kami menanyakan hal apa yang paling akan ia rindukan saat akhirnya kembali ke Indonesia.
“Ya, saya kemungkinan besar akan merindukan transportasi umum yang tepat waktu dan dapat diandalkan. Saya juga akan merindukan alamnya, misalnya laut yang bersih tanpa banyak sampah mengapung.”
"Saya juga akan kangen jajanan dari konbini (toko serba ada), apalagi yang bisa bikin kopi sendiri dan disesuaikan rasanya! Saya juga berpikir bahwa mesin penjual otomatis belum banyak di Indonesia, padahal sangat praktis, jadi saya rasa saya juga akan merindukan itu.”
Hal-hal kecil seperti pantai yang bersih, kopi hangat, dan kereta yang datang tepat waktu bisa meninggalkan kesan yang paling mendalam.
Sebagai seseorang yang telah menjalani jalur SSW dengan penuh pembelajaran dan kedewasaan, Ifah memiliki pesan untuk mereka yang akan memulai perjalanan serupa.