Selain kebiasaan saat makan, sekolah-sekolah di Jepang juga memiliki kebijakan larangan makan camilan selama jam sekolah, mendorong anak-anak untuk fokus pada waktu makan utama.
Disiplin ini memperkuat pola makan yang terstruktur dan mengurangi konsumsi camilan yang tidak sehat.
Fakta Menarik tentang Budaya Makan Siang di Sekolah Jepang
- Keanekaragaman Daerah: Beberapa sekolah menyajikan hidangan khas daerah atau bahan musiman untuk mengajarkan budaya makanan lokal kepada siswa.
- Tanpa Makanan Cepat Saji: Tidak seperti banyak sekolah di Barat, mesin penjual otomatis yang menjual soda dan camilan tidak ditemukan di sebagian besar sekolah dasar dan menengah Jepang.
- Petugas Makan Siang: Siswa bergiliran menjadi pelayan makan siang, mengenakan celemek putih dan topi untuk menjaga kebersihan.
- Menu Dirancang Ahli Gizi: Menu disusun secara cermat oleh ahli gizi untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang tepat setiap harinya.
- Tanpa Pilihan, Tanpa Pemborosan: Berbeda dengan sistem kafetaria di negara lain, siswa makan apa yang disajikan, sehingga mengurangi pemborosan makanan.
- Akar Sejarah: Kyuushoku sudah ada sejak akhir abad ke-19, awalnya diperkenalkan untuk membantu anak-anak miskin mendapatkan nutrisi yang layak.
Baik itu menikmati bento yang disiapkan dengan penuh kasih atau melayani teman sekelas dalam rutinitas makan siang, makan siang di sekolah Jepang bukan hanya soal makanan—tetapi bagian fundamental dari pendidikan dan pembentukan karakter.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (April 2025)
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)