Angka kepuasan atas kualitas hidup itu menjadi yang terendah dari 30 negara.
Angka ini bahkan kurang dari setengah rata-rata global (42 persen) dan jauh di bawah Hongaria (22 persen) dan Korea Selatan (24 persen).
Harapan terhadap masa depan pun rendah di kalangan warga Jepang.
Hanya 15 persen responden Jepang yang mengatakan bahwa “kualitas hidup secara keseluruhan akan jauh lebih baik dalam lima tahun ke depan.”
Hasil ini juga merupakan yang terendah di antara semua negara yang disurvei.
CEO Ipsos Jepang, Shunichi Uchida, mengatakan bahwa tekanan ekonomi mempunyai andil besar terhadap kebahagiaan seseorang.
“Tampaknya tekanan ekonomi memiliki dampak besar terhadap perasaan bahagia seseorang. Di saat yang sama, faktor utama untuk merasa bahagia adalah ‘hubungan dengan keluarga,” dikutip dari The Mainichi, Kamis (10/3/2025).
Pada survei Ipsos tentang Love Life Satisfaction 2025, dengan jumlah responden dan negara yang sama, memperlihatkan warga Jepang sebagai negara yang paling tidak puas dengan kehidupan cinta mereka.
Mengacu data Ipsos, Kamis (13/2/2025), Indeks Kepuasan Kehidupan Cinta ini mengukur tingkat kepuasan terhadap cinta, romansa/kehidupan seks, dan hubungan secara keseluruhan dalam satu indikator.