Kalau bicara soal kebersihan, Jepang bisa dibilang salah satu negara terbaik.
Dari kota besar seperti Tokyo sampai desa-desa kecil, semuanya terlihat rapi dan bersih.
Kalau pernah ke Jepang, mungkin kamu sadar kalau hampir enggak ada sampah berserakan di jalan, padahal tempat sampah umum juga jarang ditemukan.
Belakangan, budaya kebersihan Jepang makin sering dibicarakan, terutama karena jumlah wisatawan terus meningkat.
Banyak turis kaget melihat betapa disiplin orang Jepang dalam menjaga kebersihan; baik di sekolah, tempat olahraga, stadion, sampai di ajang olahraga internasional.
Setelah tinggal di Jepang dan mendengar cerita langsung dari orang Jepang, saya jadi makin penasaran dengan kebiasaan ini.
Saya mau berbagi pengalaman dan pengamatan tentang bagaimana budaya kebersihan di Jepang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya suka main badminton. Di Indonesia, saya sering main di GOR (Gedung Olahraga) bareng teman-teman, dan biasanya urusan bersih-bersih ditangani oleh petugas.
Saat mulai bekerja di Jepang, saya bergabung dengan klub badminton di kantor.
Kami biasanya main di GOR umum, dengan sistem yang mirip seperti di Indonesia, yaitu harus booking lapangan dulu dan main sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Pertama kali ke sana, saya lihat beberapa orang membersihkan lapangan sebelum sesi bermain dimulai.
Dalam hati saya berpikir, "Wah, banyak petugas kebersihannya! Mantap, jadi enggak perlu khawatir soal debu atau shuttlecock bekas di lapangan."
Tapi ternyata saya salah. Begitu sesi kami hampir selesai, salah satu rekan setim saya tiba-tiba ambil sapu dan mulai menyapu lapangan. Rekan yang lain langsung ikut membantu.
Saat itu saya baru sadar, orang yang membersihkan lapangan bukan petugas, melainkan para pemainnya sendiri.
Jujur, saya kagum banget. Membersihkan setelah bermain bikin kita lebih bertanggung jawab dan menghargai fasilitas umum.
Ini beda banget dengan kebiasaan di Indonesia, pemain biasanya memanfaatkan seluruh waktu untuk main tanpa menyisakan waktu buat bersih-bersih sebelum grup berikutnya masuk.
Akibatnya, lapangan di GOR yang ramai sering kotor dan berdebu sampai akhirnya dibersihkan oleh petugas.
Baca juga:
Di Jepang, kebiasaan bersih-bersih sudah ditanamkan sejak kecil, terutama di sekolah.
Saya tahu ini dari teman Jepang saya, yang cerita kalau hampir semua sekolah di sini mengharuskan pada murid bersih-bersih sendiri.
Ada dua jenis kegiatan bersih-bersih utama di sekolah Jepang. Pertama, tugas piket harian, yang mirip seperti di anime.
Setiap kelas punya jadwal piket; murid-murid bergiliran menyapu lantai, mengelap meja, dan merapikan papan tulis.
Kedua, ada bersih-bersih besar yang dilakukan sebelum liburan panjang, seperti sebelum libur musim panas (akhir Juli), libur tahun baru (akhir Desember), dan sebelum tahun ajaran baru (akhir Maret).
Di sesi ini, murid-murid membersihkan kelas mereka, lorong sekolah, taman, dan fasilitas lainnya.
Menurut saya, ini kebiasaan yang keren.
Anak-anak dari kecil sudah diajarkan menjaga kebersihan lingkungan mereka sendiri tanpa bergantung pada petugas kebersihan.
Selain bikin mereka lebih bertanggung jawab, kebiasaan ini juga melatih kerja sama antar siswa.
Apakah kamu suka menonton Piala Dunia atau turnamen olahraga internasional lain?
Mungkin, kamu pernah melihat tim nasional Jepang dan para suporternya selalu meninggalkan stadion dan ruang ganti dalam keadaan bersih setelah pertandingan.
Menariknya, bukan cuma fansnya yang bersih-bersih, tapi para pemainnya juga.
Mereka bahkan sering meninggalkan catatan terima kasih dalam berbagai bahasa untuk para staf stadion.
Kenapa mereka melakukan ini?
Kata orang Jepang, ini bagian dari nilai budaya mereka yang disebut atarimae (当たり前).
Artinya, menjaga kebersihan, bertanggung jawab, dan menghormati tempat itu sudah seharusnya dilakukan.
Bagi mereka, ini bukan sesuatu yang spesial. Justru aneh kalau enggak dilakukan.
Dampaknya luar biasa. Terlepas dari hasil pertandingan, tim dan fans Jepang selalu dipuji karena sikap mereka.
Banyak orang di dunia yang kagum, bukan hanya karena permainan mereka, tapi juga karena attitude dan rasa tanggung jawab mereka.
Setelah melihat semua contoh ini, saya jadi paham kenapa kebersihan di Jepang bisa terjaga dengan baik.
Ini bukan cuma karena kebijakan pemerintah, tapi karena sudah jadi kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil.
Membersihkan lapangan olahraga, menjaga kebersihan sekolah, sampai kebiasaan tim nasional Jepang yang selalu meninggalkan ruang ganti dalam keadaan rapi.
Semuanya menunjukkan bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama.
Bahkan sistem pemilahan sampah yang ketat pun punya banyak manfaat, baik untuk lingkungan maupun anggaran pemerintah daerah.
Menurut saya, ini kebiasaan yang bisa kita contoh dan terapkan di Indonesia, meskipun nggak harus sama persis seperti di Jepang.
Kebiasaan kecil, seperti enggak buang sampah sembarangan dan membersihkan tempat setelah dipakai, bisa bikin perubahan besar kalau dilakukan banyak orang.
Bagaimana menurut kamu? Dari semua kebiasaan ini, mana yang paling bikin kamu kagum atau terinspirasi?
Ulasan di atas disampaikan oleh Hoshimachi Yozora, WNI yang kerja di Tokyo. Ia suka nonton anime, main game, dan menjelajahi tempat-tempat unik di Tokyo, terutama yang muncul di anime.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Maret 2025)
View this post on Instagram