Camilan ini menjadi pengobat rindu yang sederhana, tetapi sangat berarti.
Tak bisa dipungkiri, ada saat rasa rindu menjadi begitu menyiksa.
Ada keinginan pulang, kembali menjalani rutinitas lama yang terasa lebih hangat dan akrab. Namun, bagi Widy, rindu bukanlah alasan untuk menyerah.
"Iya, kalau aku enggak bisa video call atau ngobrol dengan mereka saat ingin, rasanya enggak enak. Susah dijelaskan, tapi aku jadi susah tidur. Tapi aku enggak sampai merasa terpuruk, karena aku tahu setelah kerja aku bisa menghubungi mereka. Justru, ini jadi motivasi buatku supaya kerja cepat selesai dan bisa pulang lebih cepat untuk menelepon keluarga," jelasnya.
Memandang rindu sebagai kekuatan, bukan kelemahan, adalah cara Widy untuk terus bertahan dan berkembang di negeri orang.
Terkadang, hal yang dirindukan bukan hanya keluarga, melainkan juga kebiasaan kecil yang dulu terasa biasa saja.
"Di kampung, setiap pagi aku biasa mengambil telur bebek, lalu sore harinya memberi makan ayam di rumah. Sekarang kalau dipikir-pikir, aku kangen banget sama kegiatan itu. Kadang saat video call, aku minta mereka tunjukin ayam-ayam di rumah," ujarnya dengan senyum nostalgia.
Kegiatan kecil yang dulunya dianggap sepele, kini justru menjadi hal yang paling dirindukan.
Merantau tentunya meninggalkan rumah sekaligus kebiasaan yang menjadi bagian dari diri sendiri.
Perjalanan menjadi pekerja SSW di Jepang penuh dengan tantangan sekaligus banyak pelajaran berharga.