Melansir Xinhua pada Kamis (27/2/2025), jumlah kelahiran bayi di Jepang sepanjang 2024 turun lima persen daripada tahun sebelumnya, menjadi 720.988.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan angka kelahiran adalah berkurangnya jumlah pernikahan dalam beberapa tahun terakhir.
"Penting untuk meningkatkan peluang kerja dan menutup kesenjangan gender guna mendorong kaum muda untuk menikah dan memiliki anak," ujar ekonom di Japan Research Institute Takumi Fujinami via Reuters, Rabu (27/2/2025).
Sebelumnya, pada tahun 2023, jumlah pernikahan untuk pertama kalinya dalam 90 tahun turun di bawah 500.000.
Bahkan pada tahun 2020, akibat dampak pandemi Covid-19, angka pernikahan mengalami penurunan tajam sebesar 12,7 persen.
Sementara pada 2024, jumlah pernikahan tercatat sebanyak 499.999 pasangan, meningkat sebesar 10.718 dari tahun sebelumnya.
Namun, meskipun terjadi sedikit peningkatan jumlah pernikahan, angka kelahiran belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan.
Di Jepang, pernikahan memiliki kaitan erat dengan angka kelahiran karena tingkat kelahiran di luar nikah sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Oleh karena itu, penurunan jumlah pernikahan berdampak langsung pada berkurangnya jumlah bayi yang lahir setiap tahunnya.
Selain itu, faktor lain yang turut berkontribusi terhadap menurunnya angka kelahiran adalah meningkatnya usia pernikahan pertama serta ketidakpastian ekonomi.