Harga rata-rata lima kg beras di Jepang mencapai 3.892 yen (Rp 426.000-an) per 16 Februari 2025.
Lonjakan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cuaca ekstrem, hasil panen yang menurun, serta fenomena panic buying yang dipicu oleh peringatan gempa besar.
Menurut AFP pada Jumat (14/2/2025), salah satu penyebab utama kenaikan harga beras di Jepang adalah cuaca panas ekstrem pada 2023.
Musim panas tersebut tercatat sebagai masa terpanas dalam sejarah sehingga berdampak langsung pada hasil panen beras.
Produksi beras yang lebih rendah dari biasanya menyebabkan pasokan terbatas di pasaran sehingga mendorong harga naik.
Selain faktor cuaca, peringatan mengenai potensi gempa besar juga memicu aksi borong atau panic buying.
Banyak masyarakat membeli beras dalam jumlah besar sebagai persiapan menghadapi kemungkinan bencana, sehingga stok di supermarket cepat habis.
Fenomena ini semakin diperburuk oleh periode libur panjang dan serangkaian topan pada Agustus lalu yang menghambat distribusi beras dan menyebabkan kelangkaan di pasar.
Baca juga:
Pemerintah awalnya memperkirakan harga beras akan stabil setelah panen baru tiba di pasaran.
Namun, inflasi tetap terjadi karena beberapa distributor menimbun stok yang semakin memperburuk kelangkaan dan membuat harga tetap tinggi.
Kenaikan harga beras berdampak langsung pada pola konsumsi masyarakat Jepang.
Banyak orang mulai mencari alternatif yang lebih terjangkau, seperti mi udon atau soba, untuk mengurangi pengeluaran sehari-hari.
Namun, meskipun harga beras terus meningkat, bahan pangan ini tetap memiliki makna penting dalam kehidupan masyarakat Jepang.
Menambahkan dari Xinhua pada Rabu (26/2/2025), kekhawatiran muncul di kalangan petani dan pedagang grosir dengan harga yang terus melonjak.
Mereka khawatir harga yang terlalu tinggi akan menurunkan permintaan konsumen dalam jangka panjang.
Jika permintaan menurun, industri beras di Jepang bisa menghadapi tantangan yang lebih besar pada masa depan.
Harga beras saat ini melonjak 90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk menyalurkan 210.000 ton cadangan beras ke pasar sebagai langkah mengatasi lonjakan harga.
Beras cadangan ini akan dijual melalui proses lelang, dengan 150.000 ton pertama dijadwalkan mulai dilepas pada pertengahan Maret.
Jumlah pelepasan selanjutnya akan ditentukan berdasarkan evaluasi terhadap kondisi distribusi beras di pasar.
View this post on Instagram
View this post on Instagram