Kenaikan harga beras berdampak langsung pada pola konsumsi masyarakat Jepang.
Banyak orang mulai mencari alternatif yang lebih terjangkau, seperti mi udon atau soba, untuk mengurangi pengeluaran sehari-hari.
Namun, meskipun harga beras terus meningkat, bahan pangan ini tetap memiliki makna penting dalam kehidupan masyarakat Jepang.
Menambahkan dari Xinhua pada Rabu (26/2/2025), kekhawatiran muncul di kalangan petani dan pedagang grosir dengan harga yang terus melonjak.
Mereka khawatir harga yang terlalu tinggi akan menurunkan permintaan konsumen dalam jangka panjang.
Jika permintaan menurun, industri beras di Jepang bisa menghadapi tantangan yang lebih besar pada masa depan.
Harga beras saat ini melonjak 90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk menyalurkan 210.000 ton cadangan beras ke pasar sebagai langkah mengatasi lonjakan harga.
Beras cadangan ini akan dijual melalui proses lelang, dengan 150.000 ton pertama dijadwalkan mulai dilepas pada pertengahan Maret.
Jumlah pelepasan selanjutnya akan ditentukan berdasarkan evaluasi terhadap kondisi distribusi beras di pasar.
View this post on Instagram
View this post on Instagram