Menurut survei Teikoku Databank, sebanyak 61,9 persen perusahaan berencana menaikkan gaji karyawan pada tahun fiskal mendatang (1 April 2025-31 Maret 2026).
Melansir Japan Times pada Kamis (20/2/2025), langkah itu sebagai bagian dari negosiasi upah tahunan yang akan mencapai puncaknya pada Maret.
Selain itu, sekitar 56 persen dari sekitar 11.000 perusahaan yang disurvei berencana menaikkan gaji pokok.
Angka ini juga merupakan yang tertinggi sejak Teikoku Databank mulai melacak data tersebut pada 2007. Survei ini dilakukan pada akhir Januari.
Konfederasi Serikat Buruh Jepang (Rengo), yang merupakan serikat pekerja terbesar di Jepang, menetapkan target kenaikan upah minimal 5 persen tahun ini.
Rengo terus menekan pemerintah dan pemimpin bisnis melalui berbagai pertemuan dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, kelompok ekonom memproyeksikan rata-rata kenaikan upah sebesar 4,92 persen pada tahun ini, sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan tahun lalu yang mencapai 5,33 persen.
Rengo dijadwalkan mengumumkan rekapitulasi tuntutan pekerja pada 6 Maret, dengan hasil awal kesepakatan upah akan dirilis pada 14 Maret.
Negosiasi tahun ini berpotensi kembali mencatatkan kenaikan signifikan dalam sejarah ketenagakerjaan di Jepang dengan meningkatnya persentase perusahaan yang berencana menaikkan upah.
Baca juga:
Menambahkan dari situs web Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, pemerintah menyediakan skema bantuan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) guna mendukung peningkatan upah pekerja.