Ketika kami bertanya apa yang sering ia masak, Ifah dengan semangat berbagi resep andalannya.
“Menurut saya, sambal dengan tempe goreng dan nasi adalah makanan Indonesia yang wajib. Ini makanan paling enak, paling cepat, dan paling mudah dibuat saat saya sibuk atau lelah," kata Ifah.
Menurut Ifah, ia menggunakan cobek untuk menghaluskan cabai segar, bawang putih, terasi yang sudah dipanaskan di microwave, garam, gula, dan tomat mentah.
Kadang ia juga menambahkan bawang merah, tapi itu jarang karena harganya mahal di sini.
Ifah juga menyebutkan bahwa memanaskan terasi di microwave membuat aromanya lebih kuat dan khas dibandingkan jika digoreng.
"Mungkin banyak yang bertanya, kenapa kami jarang makan di luar? Apakah karena takut makanannya tidak halal? Sebenarnya, makanan halal di Tokyo sangat mudah ditemukan. Restoran halal sudah banyak, dan tidak sulit menemukannya di kota besar ini. Namun, banyak dari kami, termasuk saya, lebih memilih memasak sendiri di rumah," ujar Ifah.
Alasannya sederhana tapi bermakna. Memasak sendiri memungkinkan kami menikmati menu yang lebih bervariasi, sesuai selera, dan membawa rasa Indonesia yang sulit didapat di luar.
Selain itu, memasak jauh lebih hemat, yang penting bagi kami dengan biaya hidup yang tinggi di Jepang.
Meski terkadang melelahkan, rasanya tetap terbayar ketika bisa menikmati masakan yang tidak hanya mengenyangkan, tapi juga menghadirkan rasa rumah di tengah kehidupan yang serba jauh ini.
Kami juga bertanya kepada Ifah tentang kebiasaan makan malam di asrama apakah mereka lebih suka makan sendiri atau bersama-sama.