Menurut Ifah, ia juga menggunakan hand warmer yang dapat dibeli di minimarket serta heat pack yang bisa ditempel di badan.
Berkat bimbingan seniornya, Ifah menyadari pentingnya pakaian hangat dan perlengkapan seperti hand warmer serta heat pack yang sangat membantu dalam menghadapi musim dingin Jepang.
"Selain itu, saya sangat terbantu dengan hand warmer yang bisa dibeli di minimarket, juga heat pack yang bisa ditempel di badan. Untungnya, senior saya mengajarkan semua ini," cerita Ifah.
Meski musim dingin terlihat menarik bagi banyak orang, musim ini juga membawa berbagai tantangan.
Ifah dengan jujur membagikan kesulitan yang ia hadapi.
"Ya, musim dingin punya tantangannya sendiri, seperti bibir dan tangan yang kering. Untungnya, saya bisa mengatasinya dengan lip balm dan hand cream. Karena cuacanya dingin, kulit juga jadi kering dan gatal, belum lagi tenggorokan yang terasa kering dan tidak nyaman," jelasnya.
Setidaknya Ifah tidak pernah sakit akibat cuaca dingin. Ia lebih merasa santai menjalani musim dingin daripada musim panas di Jepang.
Pasanya, musim panas membuatnya khawatir akan keringat berlebihan dan masalah ketombe.
Meskipun ada ketidaknyamanan kecil, Ifah menemukan solusi praktis seperti menggunakan pelembap dan menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Musim dingin juga memengaruhi juga rutinitas pekerjaan Ifah.