Ehomaki (恵方巻) adalah salah satu tradisi yang paling dinanti saat Setsubun, festival di Jepang yang menandai peralihan dari musim dingin ke musim semi.
Sushi gulung ini bukan sekadar makanan lezat, melainkan juga simbol keberuntungan dan bagian menarik dari budaya Jepang.
Mari kita bahas sejarah, kebiasaan, dan fakta unik di balik tradisi ehomaki!
Ehomaki berarti "gulungan arah keberuntungan" berupa sushi gulung tebal berisi berbagai bahan.
Isian klasiknya termasuk tamago (telur dadar manis), mentimun, jamur shiitake, kanpyou (irisan labu kering), serta seafood seperti belut atau udang.
Salah satu keunikan ehomaki adalah gulungannya dibiarkan utuh, tanpa dipotong, sebagai simbol keberuntungan dan kesejahteraan yang terus mengalir tanpa terputus.
Saat Setsubun, orang Jepang makan ehomaki sambil menghadap "arah keberuntungan" (恵方/eho), yang berubah setiap tahun berdasarkan zodiak China.
Tradisi ini dilakukan dalam keheningan karena berbicara saat makan dipercaya bisa menghilangkan keberuntungan.
Baca juga:
Menghadap Arah Keberuntungan
Setiap tahun, arah keberuntungan berubah sesuai zodiak China, seperti timur laut atau barat daya. Arah ini biasanya diumumkan di media sebelum Setsubun.
Makan dalam Keheningan
Menikmati ehomaki tanpa berbicara dipercaya bisa membantu kita fokus pada harapan untuk tahun ini dan menjaga keberuntungan tetap utuh.
Jangan Potong Gulungan
Memotong sushi gulung dianggap bisa memutus aliran keberuntungan, jadi harus dimakan utuh dari awal hingga akhir.
Tradisi makan ehomaki saat Setsubun berasal dari wilayah Kansai pada zaman Edo (1603–1867).
Dahulu, para petani percaya bahwa menyantap sushi gulung sambil menghadap arah keberuntungan akan membawa hasil panen melimpah.
Seiring waktu, kebiasaan ini menyebar ke seluruh Jepang, terutama pada akhir abad ke-20 berkat promosi besar-besaran dari toko swalayan dan jaringan restoran sushi.
Ehomaki tradisional biasanya berisi tujuh bahan, yang melambangkan "Tujuh Dewa Keberuntungan" (七福神) dalam budaya Jepang.
Setiap bahan dipilih karena dipercaya membawa keberuntungan.
Seiring waktu, variasi ehomaki semakin beragam.
Selain isian klasik, kini ada versi modern dengan rasa unik seperti ayam teriyaki, mayones, bahkan varian manis dengan isian buah dan krim.
Dalam beberapa dekade terakhir, toko swalayan dan restoran berperan besar dalam mempopulerkan ehomaki ke seluruh Jepang.
Mereka menawarkan berbagai varian ehomaki siap saji, sehingga semua orang bisa dengan mudah ikut merayakan tradisi ini.
Berkat globalisasi, ehomaki kini juga mulai dikenal di luar Jepang.
Restoran Jepang dan sushi bar di berbagai negara mulai memperkenalkan tradisi ini kepada masyarakat internasional.
Baca juga:
Lebih dari sekadar makanan, tradisi ehomaki mencerminkan nilai-nilai Jepang seperti kesadaran, kebersamaan, dan harapan untuk masa depan.
Ini adalah cara yang menyenangkan untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat, merenungkan tujuan pribadi, serta merayakan tradisi yang sudah ada sejak berabad-abad lalu.
Menikmati ehomaki saat Setsubun menjadi pengalaman seru, baik kamu penggemar sushi klasik atau suka mencoba rasa baru.
Cara ini sempurna untuk menyambut musim semi dengan penuh harapan dan tentunya, perut kenyang!
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Februari 2025)
View this post on Instagram