Ujang Ahmad (56 tahun), seorang mantan pekerja migran asal Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, adalah sosok inspiratif yang kini berhasil dalam usaha beras organik.
Kisah ini bermula dari keberaniannya mengadu nasib ke Jepang pada 1997 hingga 2000 sebagai buruh pabrik.
Saat bekerja di Jepang, Ujang memanfaatkan hari Sabtu dan Minggu untuk belajar cara dan pengelolaan pertanian di negara tersebut.
“Saya awalnya ingin meningkatkan taraf hidup di kampung, berangkat magang ke Jepang selama 3 tahun. Punya moto, berangkat kuli pulang harus juragan,” kata Ujang dikutip dari berita Kompas.com pada Jumat (17/1/2025).
Baca juga:
Setelah kembali ke tanah air, Ujang memulai usaha pertanian yang kini berkembang pesat, memproduksi beras organik berkualitas tinggi.
Ilmu yang ia pelajari di Jepang diaplikasikan dengan sistem pencatatan yang terstruktur.
“Kita dari pengelolaan pasti dicatat, apa yang kita lakukan pasti dicatat, termasuk memberi pupuk juga kita catat," kata Ujang.
"Selain itu, kalau ada hama, kita catat ada hama apa saja, terus penanganannya gimana kita lakukan, dan nanti setelah 3 hari kita cek hama tinggal apa saja, terus 1 minggu dilihat dan dicatat perkembangannya,” tambahnya.
Pendekatan ini menjadi kunci keberhasilan Ujang dalam mengelola pertaniannya.
Berkat sistem yang terukur, hasil produksinya kini dipercaya oleh lebih dari 20 perusahaan, termasuk Bulog.
Kini, usaha Ujang menghasilkan omzet hingga Rp 2 miliar per bulan.
Bukan sekadar menjual beras, Ujang juga aktif melatih petani lain dan menjadi mentor dalam pengelolaan pertanian modern.
“Kalau saya bukan masalah beras saya laku atau tidaknya, apalagi kalau sekadar menjual beras, yang penting kalau saya ilmu yang saya punya tersampaikan, ilmunya itu bisa bermanfaat,” tutur Ujang.
Produk unggulan Ujang, beras pulen Mekartani Sukabumi, diproduksi dengan bantuan 10 pekerja tetap, belum termasuk tim pengangkut dan distribusi.
Sebagai mantan pekerja migran, Ujang memberikan pesan penting kepada mereka yang saat ini bekerja di luar negeri.
Ia menekankan pentingnya manajemen keuangan yang baik.
“Ya, semuanya itu dicatat, termasuk pengeluaran dan pemasukan itu kita catat,” ujar Ujang.
Selain itu, ia berharap pekerja migran memiliki rencana jelas setelah kembali ke Indonesia.
“Pilihan dikembalikan kepada masing-masing orang, apakah setelah kita bekerja ke luar negeri dan kembali ke Indonesia hanya untuk foya-foya, terus kembali bekerja ke luar negeri, atau kita mau membangun usaha dan menjadi juragan,” tegas Ujang.
Kisah Ujang Ahmad menjadi inspirasi, terutama bagi generasi muda dan pekerja migran yang ingin membangun masa depan lebih baik.
Berbekal keberanian, ilmu, dan manajemen yang baik; Ujang berhasil menciptakan perubahan besar di kampung halamannya sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ujang, Eks Buruh Jepang Bisnis Beras Beromzet Rp 2 M Per Bulan", https://bandung.kompas.com/read/2025/01/18/232226578/kisah-ujang-eks-buruh-jepang-bisnis-beras-beromzet-rp-2-m-per-bulan. (Penulis: Riki Achmad Saepulloh/Editor: Farid Assifa)
View this post on Instagram