Kini, usaha Ujang menghasilkan omzet hingga Rp 2 miliar per bulan.
Bukan sekadar menjual beras, Ujang juga aktif melatih petani lain dan menjadi mentor dalam pengelolaan pertanian modern.
“Kalau saya bukan masalah beras saya laku atau tidaknya, apalagi kalau sekadar menjual beras, yang penting kalau saya ilmu yang saya punya tersampaikan, ilmunya itu bisa bermanfaat,” tutur Ujang.
Produk unggulan Ujang, beras pulen Mekartani Sukabumi, diproduksi dengan bantuan 10 pekerja tetap, belum termasuk tim pengangkut dan distribusi.
Sebagai mantan pekerja migran, Ujang memberikan pesan penting kepada mereka yang saat ini bekerja di luar negeri.
Ia menekankan pentingnya manajemen keuangan yang baik.
“Ya, semuanya itu dicatat, termasuk pengeluaran dan pemasukan itu kita catat,” ujar Ujang.
Selain itu, ia berharap pekerja migran memiliki rencana jelas setelah kembali ke Indonesia.
“Pilihan dikembalikan kepada masing-masing orang, apakah setelah kita bekerja ke luar negeri dan kembali ke Indonesia hanya untuk foya-foya, terus kembali bekerja ke luar negeri, atau kita mau membangun usaha dan menjadi juragan,” tegas Ujang.
Kisah Ujang Ahmad menjadi inspirasi, terutama bagi generasi muda dan pekerja migran yang ingin membangun masa depan lebih baik.
Berbekal keberanian, ilmu, dan manajemen yang baik; Ujang berhasil menciptakan perubahan besar di kampung halamannya sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ujang, Eks Buruh Jepang Bisnis Beras Beromzet Rp 2 M Per Bulan", https://bandung.kompas.com/read/2025/01/18/232226578/kisah-ujang-eks-buruh-jepang-bisnis-beras-beromzet-rp-2-m-per-bulan. (Penulis: Riki Achmad Saepulloh/Editor: Farid Assifa)
View this post on Instagram