Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Pentingnya Bahasa Jepang untuk Pekerja Asing, Kisah Nyata Diaspora Indonesia

Kompas.com - 20/01/2025, 09:00 WIB

Bagi seorang Ginoujisshu/SSW (Specified Skilled Worker) di Jepang, belajar bahasa Jepang menjadi bagian penting dari perjalanan mereka.

Bahasa ini digunakan untuk komunikasi sehari-hari dan menerima instruksi di tempat kerja. Namun, menguasai bahasa Jepang bukanlah tugas mudah.

Widy, diaspora Indonesia yang bekerja di Jepang, berbagi tantangan dan kemajuannya dalam Belajar bahasa Jepang sambil bekerja.

Tantangan Terberat dalam Belajar Bahasa Jepang

Belajar bahasa Jepang membawa tantangan tersendiri bagi setiap individu. Bagi Widy, tantangan terbesar adalah pada tata bahasa dan kanji.

“Bagi saya, bagian tersulit adalah tata bahasa dan kanji,” kata Widy. 

“Kanji punya bentuk sangat rumit, dan awalnya saya kesulitan memahaminya. Namun, karena sering terpapar, sekarang saya bisa memahami sebagian besar kanji yang saya temui di pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Tapi yang lebih sulit dari kanji adalah tata bahasa, terutama bentuk kata yang banyak. Perubahan kecil dalam kata bisa mengubah arti seluruh kalimat,” jelas Widy.

Tantangan ini umum dialami oleh para Ginoujisshu/SSW. Namun, pengalaman Widy menunjukkan bahwa dengan ketekunan dan paparan yang terus-menerus, kemajuan tetap bisa diraih.

Baca juga:

Pekerja di bidang Industri Layanan Makanan di Osaka, Jepang.
Pekerja di bidang Industri Layanan Makanan di Osaka, Jepang.

Kesulitan Bahasa di Tempat Kerja dan Solusinya

Bahasa sering kali menjadi penghalang utama di tempat kerja, terutama bagi Ginoujisshu/SSW yang masih belajar bahasa Jepang.

Widy mengungkapkan bagaimana hambatan bahasa memengaruhi pengalaman awalnya di tempat kerja.

“Tentu saja, saya awalnya banyak kesulitan dengan bahasa, dan bahkan sekarang masih ada kata-kata yang belum saya pahami sepenuhnya. Tapi berkat pelatihan yang saya terima dan dukungan dari perusahaan, saya bisa memahami lebih banyak, terutama untuk instruksi kerja,” ungkapnya.

Pelatihan yang disediakan oleh perusahaan membantu Widy mengenali istilah kerja yang umum. Namun, ada kalanya dia tetap menghadapi kebingungan.

“Suatu waktu di tempat kerja, saya diberi instruksi untuk memeriksa sesuatu, tetapi saya tidak tahu pasti apa yang harus saya periksa. Jadi saya memeriksa semuanya dan mengulang beberapa hal yang bisa saya lakukan. Untungnya, tidak ada yang salah,” katanya sambil tertawa.

Momen seperti ini memang menegangkan, tetapi merupakan bagian dari proses pembelajaran. 

Ketekunan dan pelatihan yang baik membantu para pekerja Ginoujisshu mengatasi kendala bahasa di tempat kerja.

Sejumlah pekerja berjalan di depan Pintu Keluar Utara Marunouchi Stasiun Tokyo.
Sejumlah pekerja berjalan di depan Pintu Keluar Utara Marunouchi Stasiun Tokyo.

Perkembangan Kepercayaan Diri Melalui Frasa Baru

Seiring waktu, belajar bahasa Jepang tidak hanya membantu Widy memahami tugas, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dirinya.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah saat ia belajar dan menggunakan frasa sopan baru.

“Ada satu tata bahasa yang saya pelajari yang benar-benar meningkatkan kepercayaan diri saya,” katanya.

“Itu adalah bentuk sopan itadakemasen ka, cara meminta sesuatu dengan sopan. Awalnya saya bahkan tidak tahu bentuk ini ada. Tapi ketika saya mulai menggunakannya dalam percakapan dengan supervisor, mereka sangat terkesan dan memberikan feedback positif. Itu rasanya luar biasa! Sejak itu, saya lebih sering menggunakannya,” terang Widy.

Penguasaan frasa ini membuat Widy merasa lebih kompeten dan nyaman dalam perannya.

Feedback positif dari supervisor memberinya dorongan untuk terus meningkatkan kemampuannya.

Ilustrasi pengajar sedang melatih teori kepada calon pekerja di Lembaga Pelatihan Kerja.
Ilustrasi pengajar sedang melatih teori kepada calon pekerja di Lembaga Pelatihan Kerja.

Menyambut Perjalanan Belajar Bahasa Jepang

Belajar bahasa Jepang adalah perjalanan yang berkelanjutan bagi Widy.

Seperti banyak pekerja Ginoujisshu/SSW lainnya, dia menghadapi tantangan, tetapi dengan ketekunan, pelatihan, dan upaya ekstra, kemajuannya terlihat nyata.

“Saya sebenarnya mencari guru bahasa Jepang untuk membantu saya,” katanya.

“Bukan kelas formal atau sekolah, tetapi kelas daring yang benar-benar membantu. Ini bukan sesuatu yang semua orang mungkin pertimbangkan, tetapi bagi saya, ini sangat berguna,” tambah Widy.

Widy menekankan pentingnya manajemen waktu dalam belajar, agar tidak mengganggu tanggung jawab kerja dan menjaga keseimbangan diri.

Cerita Widy membuktikan bahwa belajar bahasa Jepang bukanlah hal yang mustahil.

Dengan kesabaran, usaha, dan dukungan yang tepat, bahkan tantangan yang tampak sulit dapat diatasi.

Saat Widy melanjutkan perjalanan karier dan belajarnya di Jepang, keterampilannya dalam bahasa Jepang akan terus berkembang.

Hal itu membantunya berkomunikasi dengan lebih efektif dan percaya diri di kehidupan sehari-hari maupun tempat kerja.

Dengan perkembangan Widy dalam bahasa dan kehidupan kerjanya, kini kita melanjutkan ke babak berikutnya dalam perjalanannya: Bertahan Hidup di Negeri Asing.

Di babak selanjutnya, kita akan mengeksplorasi tantangan nyata hidup jauh dari rumah, mulai dari penyesuaian budaya hingga menemukan rasa kebersamaan.

Nantikan cerita selanjutnya saat Widy menjalani fase berikutnya dari petualangannya di Jepang.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Desember 2024)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.