Ketertarikannya hanya sebatas gambaran umum, tanpa pengetahuan yang mendalam tentang budaya atau cara kerja di Jepang.
Pada masa SMK, banyak promosi tawaran untuk bekerja ke luar negeri.
Saat itu, Jepang adalah salah satu pilihan yang menarik baginya, tetapi Widy merasa ragu karena jaraknya yang sangat jauh.
"Saya sangat ingin bekerja di Jepang, tapi saya takut karena jaraknya yang jauh dan saya tidak tahu apa-apa tentang kehidupan di sana," kenang Widy.
Perasaan takut dan ketidakpastian membuat Widy akhirnya memilih untuk bekerja di Malaysia yang dirasa lebih dekat dan aman.
Namun, sebelum mengambil keputusan, Widy sempat berkonsultasi dengan sang ayah mengenai keinginannya untuk bekerja di Jepang.
"Saya bicarakan dengan ayah saya tentang keinginan saya ke Jepang, tapi saya juga mengutarakan rasa takut saya karena jaraknya yang jauh. Akhirnya, ayah saya memberi saran agar saya mulai dari Malaysia dulu, sambil mencari pengalaman, dan nanti setelah itu baru melangkah ke Jepang," cerita Widy.
Dengan persetujuan ayahnya, Widy akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Malaysia.
Saat bekerja di Malaysia, Widy tinggal di asrama bersama teman-teman pekerja asal Indonesia. Di sanalah, ketertarikannya pada Jepang mulai berkembang lebih dalam.
"Teman-teman saya di asrama sering ngajak nonton anime, dan dari situ saya mulai tertarik dengan budaya Jepang. Saya mulai penasaran dengan cara orang Jepang bersosialisasi, etika mereka, dan bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari," ungkap Widy.