Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

3 Adegan di Anime Vs Dunia Nyata di Jepang, Apakah Sama?

Kompas.com - 12/11/2024, 08:10 WIB

Sebagai penggemar anime, salah satu impian saya adalah menjalani kehidupan seperti yang digambarkan dalam serial slice-of-life favorit saya.

Saya membayangkan diri menikmati pemandangan sehari-hari di Jepang, berkeliling dengan kereta yang terkenal tepat waktu, dan berteman dengan orang-orang yang bisa saja langsung muncul dalam anime.

Tentu, beberapa referensi anime sama fiktifnya dengan unicorn di atas papan luncur.

Namun, anime slice-of-life sering berhasil menggambarkan hal kecil yang mungkin kita temui dalam kehidupan nyata.

Setelah beberapa bulan di Jepang, saya menyadari bahwa tidak semuanya seperti yang digambarkan dalam anime.

Namun, jangan salah paham, hidup di sini tidak mengecewakan.

Hanya saja anime menangkap kekhasan tertentu dengan cara yang dilebih-lebihkan secara lucu atau sangat menyentuh.

Jadi, mari selami beberapa perbedaan dan persamaan antara anime dan kehidupan nyata di Jepang, berdasarkan petualangan saya sendiri. Siap? Ini dia!

Baca juga: Penggemar Dragon Ball Merapat! Bakal Rilis Video Game dan Anime Terbaru

Adegan di anime versus dunia nyata di Jepang

1. Tokoh yang terburu-buru ke sekolah sambil menggigit roti panggang

Ah, adegan klasik: seorang gadis SMA yang terlambat ke sekolah, berlari keluar pintu sembari menggigit sepotong roti panggang.

Adegan itu hampir menjadi ritual dalam komedi anime. 

Terkadang, mereka bahkan menaikkan level dengan tokoh-tokoh yang menyulap nasi kari atau ramen sambil berlari.

Namun, pada kenyataannya, saya jarang melihat orang berjalan sambil makan. Hal itu dianggap sebagai kecerobohan di Jepang.

Jadi, tidak, kamu tidak akan menemukan orang berlari sambil membawa roti panggang di mulut mereka. Namun, jangan putus asa!

Saya melihat orang-orang menyantap onigiri atau sandwich konbini dalam perjalanan mereka ke kantor atau sekolah.

Itu bukan adegan anime yang dramatis, tetapi itu adalah bukti penekanan Jepang pada sopan santun, bahkan saat kamu sedang terburu-buru.

Tentu, saya agak kecewa karena tidak menyaksikan fenomena "berlari sambil membawa roti panggang".

Tapi hei, mungkin saya akan memulai tren baru. Siapa tahu? Suatu hari nanti, anime mungkin menginspirasi orang untuk benar-benar melakukan ini!

Ilustrasi cosplayer mengenakan seragam sekolah Jepang.
Ilustrasi cosplayer mengenakan seragam sekolah Jepang.

2. Karakter perempuan bersuara moe

Anime penuh dengan karakter "moe", tokoh-tokoh yang imut dan menawan dengan suara lembut dan melengking.

Saya pikir suara-suara ini murni produk sihir anime. Tapi lihatlah, setelah beberapa waktu di Jepang, saya menemukan bahwa "suara moe" tidak sepenuhnya fiktif!

Baik itu nada alami mereka atau kepura-puraan yang jenaka, saya pernah mendengar wanita yang suaranya dapat menyaingi karakter anime, terutama dalam suasana bertema seperti maid cafe.

Rasanya seperti melangkah ke dunia anime saat kamu mendengar suara-suara ini dalam kehidupan nyata.

Hal ini bukan sesuatu yang kamu temukan di setiap sudut jalan, tetapi pasti menambah nuansa anime dalam kehidupan sehari-hari saya.

Apakah saya akan terbiasa dengannya? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Baca juga: 5 Lokasi Wisata Nostalgia di Jepang untuk Para Penggemar Anime Era 90-an

Ilustrasi orang Jepang makan di kedai.
Ilustrasi orang Jepang makan di kedai.

3. Ucapan santai dalam percakapan

Anime sering kali menampilkan karakter yang berbicara dalam bahasa Jepang kasual, penuh dengan bahasa gaul dan ekspresi informal.

Bahasa ini jauh berbeda dari bahasa formal dan rapi yang saya pelajari dari buku teks.

Awalnya, saya pikir ucapan santai ini hanya diperuntukkan bagi anak muda dan gaul, seperti yang terlihat dalam anime.

Namun setelah tinggal di sini, saya menyadari bahwa orang-orang dari segala usia menggunakan ucapan santai.

Baik di kafe, di kereta, atau bahkan di tempat kerja, bahasa Jepang sehari-hari lebih santai dari yang saya bayangkan.

Hal ini memberi saya pelajaran berharga: tidak semua yang kita pelajari dari buku teks berlaku untuk kehidupan nyata.

Bahasa Jepang kasual bukan hanya untuk karakter anime; ini adalah bagian yang hidup dari kehidupan sehari-hari. Menarik, bukan?

Baca juga: 3 Tempat Beli Action Figure Anime di Tokyo, Harganya Mulai dari Rp 50.000-an

Nantikan ulasan adegan di anime versus dunia nyata di Jepang bagian ke-2, ya!

Ulasan di atas disampaikan oleh Hoshimachi Yozora, WNI yang kerja di Tokyo. Ia suka menonton anime, bermain game, dan menjelajahi tempat-tempat yang kurang dikenal di Tokyo, terutama lokasi yang ditampilkan dalam anime.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (November 2024)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.