Saya menyelami dunia suara hewan dalam Bahasa Indonesia dan Jepang yang berbeda, beserta pengenalan konsep onomatope dalam Bahasa Jepang.
Eksplorasi ini terinspirasi oleh diskusi yang ramai dalam kelompok kelas bahasa Jepang saya.
Baru-baru ini, saya berkesempatan menikmati sushi bersama mentor dan percakapan kami berubah menjadi lucu.
Saat kami menikmati sashimi, saya mengangkat artikel saya sebelumnya, dan mentor saya terkekeh, mengingat beberapa contoh yang saya sebutkan.
Misalnya, perbedaan antara bunyi ayam jantan dalam Bahasa Jepang, "コケコッコー (kokekokkoo)" dan dalam Bahasa Indonesia, "kukuruyuk".
Hal ini memicu diskusi yang menyenangkan tentang suara hewan lain yang tidak saya kenal.
Baca juga: Belajar Suara Hewan dalam Bahasa Jepang, Berbeda dengan Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, monyet mengeluarkan suara seperti "u-u-a-a" sedangkan dalam bahasa Jepang, mereka mengeluarkan suara seperti "ウッキッキー (ukkii-kii)".
Dalam bahasa Indonesia, kuda mengeluarkan suara seperti "hii-haaa," sedangkan dalam bahasa Jepang mereka mengeluarkan suara seperti "ヒヒーン (hihiin)".
Dalam bahasa Indonesia, katak mengeluarkan suara seperti "wrebek-wrebek," sedangkan dalam bahasa Jepang mereka mengeluarkan suara seperti "ゲロゲロ (gero-gero)."
Saat kami mencoba menirukan suara-suara ini, tawa pun terjadi. Saya kagum dengan keragaman cara orang Jepang mengekspresikan suara, kondisi, dan emosi melalui onomatope.
Meskipun ideofon dalam bahasa Indonesia cenderung lebih sederhana, kedua bahasa tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menggambarkan bunyi, kondisi, atau emosi secara gamblang dan ekspresif dalam komunikasi sehari-hari.
Baca juga: 3 Cerita Rakyat Jepang tentang Hujan dan Hewan, Hujan Saat Cerah Artinya Rubah Menikah?
Ulasan di atas disampaikan oleh OBULL, pekerja kantoran asal Indonesia yang tinggal di Tokyo. Ia penggemar seni dan kutipan favoritnya "kreativitas adalah kecerdasan yang bersenang-senang".
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (September 2024)
View this post on Instagram