Jepang menetapkan September sebagai Bulan Kesiapsiagaan Bencana. Pada saat inilah, orang Jepang didorong untuk lebih memperhatikan segala hal terkait kesiapsiagaan bencana misalnya persiapan khusus.
Jepang kerap mengalami bencana alam seperti gempa bumi, topan, dan tsunami.
Hal itu menjadikan orang Jepang menyadari dan familiar dengan mitigasi bencana atau kesiapsiagaan bencana.
Istilah itu telah digunakan secara luas untuk merujuk pada tindakan dan ukuran yang diambil untuk meminimalkan kerusakan akibat bencana alam.
September, khususnya, dikenal sebagai Bulan Kesiapsiagaan Bencana karena kemungkinan besar terjadinya bencana alam seperti topan.
Selain itu, 1 September menandai peringatan Gempa Besar Kanto pada 1923.
Bencana itu menyebabkan kerusakan besar, termasuk lebih dari 100.000 kematian atau orang hilang, dan kehancuran total sekitar 300.000 rumah.
Oleh karena itu, 1 September ditetapkan sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana, minggu dari 30 Agustus hingga 5 September adalah Minggu Kesiapsiagaan Bencana, dan seluruh bulan September diperingati sebagai Bulan Kesiapsiagaan Bencana.
Selama Bulan Kesiapsiagaan Bencana, berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menggalakkan tindakan untuk mencegah bencana atau mengurangi dampaknya didorong.
Misalnya, latihan penanggulangan bencana dilakukan oleh asosiasi lingkungan, perusahaan, dan organisasi lainnya.
Latihan ini didasarkan pada pelajaran yang dipetik dari bencana besar di masa lalu seperti Gempa Besar Kanto dan Gempa Besar Jepang Timur.
Ada pula simulasi skenario untuk melatih respons jika terjadi bencana serupa atau bahkan lebih besar.
Khususnya pada 1 September, lembaga pemerintah dan pemerintah daerah setempat melakukan latihan penanggulangan bencana secara serentak.
Selama periode ini, penyebaran informasi terkait bencana dan kesiapsiagaan juga meningkat.
Informasi ini disebarkan melalui berbagai media, termasuk pamflet, poster, video, internet, dan media sosial.
Baca juga: Mengenal Okashimochi, Istilah Dasar Evakuasi Bencana di Jepang
Bagi masyarakat umum, tindakan kesiapsiagaan bencana meliputi pengecekan peta bahaya di tempat tinggal atau area kerja, pengumpulan informasi tentang titik evakuasi, dan memastikan persediaan makanan dan air yang cukup.
Baru-baru ini, bahkan ada permainan yang mengajarkan tindakan yang tepat untuk dilakukan jika terjadi bencana besar.
Bagi mereka yang berkunjung ke Jepang untuk wisata atau bekerja, informasi tentang kesiapsiagaan bencana Jepang juga sangat penting.
Kami menghimbau kamu untuk memanfaatkan informasi bencana yang disediakan oleh berbagai organisasi seperti Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata atau Badan Pariwisata Jepang saat berkunjung ke Jepang.
Bahkan untuk kunjungan singkat, seperti saat berwisata, tidak ada jaminan bahwa kamu tidak akan mengalami bencana.
Kamu dapat dengan mudah membeli berbagai perlengkapan kesiapsiagaan bencana di toko serba ada di Jepang untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi seperti itu.
Misalnya, kamu dapat menemukan perlengkapan bencana atau emergency bag yang dilengkapi sarung tangan dan tali, produk kebersihan seperti masker dan kain kasa, kantong sampah, tisu basah, korek api, korek api kecil, senter, dan bel.
Barang-barang ini berukuran kecil dan mudah dibawa, jadi sangat nyaman untuk membawanya bahkan saat bepergian.
Dalam artikel ini, kami memperkenalkan berbagai informasi kesiapsiagaan bencana sesuai dengan bulan September, yang merupakan Bulan Kesiapsiagaan Bencana.
Selama bencana, pengunjung Jepang sering menghadapi tantangan karena perbedaan pengetahuan, budaya, norma, dan bahasa mengenai bencana dan kesiapsiagaan bencana.
Kami menghimbau semua orang untuk memperhatikan kesiapsiagaan bencana, terutama selama Bulan Kesiapsiagaan Bencana di Jepang!
Referensi:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (September 2024)