Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Place Introduction

Targetkan Wisatawan Muslim, Jepang akan Dirikan Ruang Shalat di Kompleks Komersial

Kompas.com - 11/05/2024, 14:39 WIB

OhayoJepang - Badan pariwisata Jepang ingin menjaring lebih banyak wisatawan muslim dan vegetarian untuk berkunjung ke Negeri Sakura.

Untuk itu, pihaknya akan memulai proyek percontohan pada beberapa daerah dengan mengembangkan pola makan khusus untuk wisatawan vegetarian dan Muslim.

Hal itu dilakukan dengan memberikan subsidi untuk mempromosikan penggunaan piktogram yang menunjukkan bahan-bahan makanan, pengembangan menu bagi pengunjung Muslim dan vegetarian, serta pendirian ruang shalat bagi umat Islam.

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung asing ke Jepang, diharapkan akan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi vegetarian dan Muslim.

Baca juga: Cerita WNI Jalani Ramadhan di Jepang, ke Masjid Harus Naik Kereta

Ruang shalat bagi umat Islam didirikan di kompleks komersial di Tokyo. Badan Pariwisata Jepang akan memberikan subsidi untuk pendirian ruang shalat tersebut. 

Proyek ini sudah mulai dilakukan, seperti Kota Okayama mengesahkan fasilitas akomodasi yang ramah bagi umat Islam. 

Ada juga Kota Hitoyoshi, Prefektur Kumamoto yang berfokus pada promosi makanan halal yang disiapkan sesuai dengan hukum Islam.

Badan pariwisata Jepang berharap pemerintah daerah lain yang akan mengikuti jejaknya kota percontohan ini.

Namun, proyek ini memerlukan kerjasama antara pemerintah daerah bersama dengan Destination Marketing Organization (DMO) dan bisnis di industri restoran, hotel, dan perjalanan.

Peserta akan menyusun program tamasya yang dapat mengakomodasi kebutuhan pengunjung asing dengan beragam kebiasaan makan dan budaya.

Badan tersebut akan memilih sekitar enam tempat sebagai kawasan percontohan yang akan menerima subsidi negara untuk menutupi biaya pengadaan barang, membuat program wisata, dll.

Baca juga: Panduan Mencari Masjid dan Musola di Jepang

Seperti kita tahu, selain daging babi hukum Islam melarang konsumsi alkohol, termasuk mirin (sake masak manis), dan beberapa kecap yang mengandung alkohol.

Sementara vegetarian menghindari makan tidak hanya daging dan ikan, tetapi juga hidangan yang mengandung kaldu hewani.

Hal inilah yang harus diperhatikan oleh kota yang akan menjadi kawasan percontohan tersebut.

Nantinya, proyek ini akan mendukung pengembangan menu makanan asli Jepang untuk umat Islam dan vegetarian dari luar negeri.

Badan pariwisata Jepang juga akan mempromosikan penggunaan piktogram yang akan membantu wisatawan memahami apa saja bahan-bahan yang digunakan dalam suatu makanan, hingga bahan yang digunakan dalam pembuatan souvenir.

Data pengunjung

Perkiraan jumlah pengunjung vegetarian setiap tahunnya ke Jepang adalah 1,67 juta pada tahun 2018, sebelum pandemi COVID-19, dengan pengeluaran mereka untuk makanan dan minuman mencapai ¥45 miliar hingga ¥60 miliar. Jumlah pengunjung dan jumlah pengeluaran diperkirakan akan terus bertambah.

Badan pariwisata Jepang juga mengungkapkan, jumlah wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara dengan populasi Muslim yang besar, seperti Indonesia dan Malaysia, juga terus meningkat.

Sumber:

The Japan Times

Halaman:
Editor : Dian Reinis Kumampung

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.