Pada tahun 2023, sekitar 25 juta pengunjung datang ke Jepang, menghabiskan biaya sebesar ¥5,3 triliun, dengan rata-rata satu wisatawan menghabiskan sekitar ¥210,000 per kunjungan.
Angka tersebut telah melampaui target – yang ditetapkan sebesar total ¥5 triliun dan rata-rata ¥200,000 – yang telah ditetapkan untuk tahun 2025 dalam strategi dan tujuan pariwisata pemerintah, yang dirancang pada tahun 2023.
Namun, tujuan lain dalam rencana tersebut masih belum tercapai. Untuk itu, pemerintah Jepang tengah mengadakan pertemuan tingkat menteri untuk membahas upaya dan rencana selanjutnya.
Salah satu tujuan yang ditetapkan adalah membangun tempat-tempat wisata yang berkelanjutan, atau destinasi wisata yang dapat terus berkembang dan mandiri.
Diharapkan, tujuan wisata baru ini bisa mandiri dalam hal keuangan, sosial, budaya dan sumber daya alam, dengan dampak minimal terhadap lingkungan.
Pada bulan November, berdasarkan angka terbaru yang ada, hanya ada 31 daerah yang telah melaksanakan proyek serupa, jauh dari target pemerintah sebesar 100 pada tahun 2025.
Wisatawan masih berkumpul di kota besar Jepang
Persoalan lain yang masih tersisa adalah wisatawan cenderung berkunjung ke kota-kota besar di Jepang.
Pada tahun 2023, sekitar 70% dari seluruh pengunjung menginap di tiga kota metropolitan Tokyo, Osaka atau Kyoto, atau wilayah sekitar ibu kota seperti prefektur Chiba dan Kanagawa. Angka tersebut hanya lebih dari 60% sebelum pandemi.