Ayam sambal matah (920 yen) adalah menu yang paling banyak dipesan oleh pengunjung asal Indonesia yang datang ke restoran ini. Dengan cita rasa yang otentik dan khas Bali, saya yang berasal dari pulau yang sama merasa bahwa rasanya sangat mirip dengan yang biasanya dimakan di Tanah Air.
Topping sambal yang terbuat dari campuran bawang merah, serai, dan cabe, memberikan sensasi rasa pedas yang pas.
Rendang dengan harga 1,480 yen, selalu menjadi menu terfavorit orang Jepang yang suka menikmati masakan Indonesia sebagai teman minum bir, apalagi resepnya sudah disesuaikan dengan selera mereka.
Seperti yang kita ketahui, “sesuai selera orang Jepang” berarti masakan dibuat agar tidak terlalu pedas, bumbu rempah tidak terlalu kuat, dan tidak terlalu berminyak.
Menurut saya, meski rasa pedas dan bumbunya kurang kuat, rasanya sangat enak. Tapi, jangan khawatir, kita bisa memesan agar rendang dibuat lebih pedas dan cocok dengan lidah orang Indonesia. Ini berlaku juga untuk menu lainnya, loh!
Ikan Bumbu Kuning (1,180 yen) yang dimasak dengan kunyit dan berbagai bumbu rempah lainnya, memberikan rasa sedikit pedas. Tekstur ikan yang lembut dengan aroma dari bumbu kuning yang menggugah selera, membuat saya harus menambah nasi. Jika kurang pedas, kita bisa minta tambahan sambal yang lebih pedas.
Saat perut sudah kenyang, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu Tokyo dan restoran restoran sudah sangat ramai dipenuhi oleh orang-orang yang datang untuk makan malam.
Meski sibuk, pak Ketut tetap mengantar saya sampai pintu keluar restoran dengan senyum yang ramah.