OhayoJepang - Nama Marie Kondo tentu sudah tidak asing bagi sebagian orang. Ia populer dengan julukan 'Ratu Bersih-bersih.'
Konsultan tata ruang sekaligus penulis asal Jepang ini populer hingga Amerika Serikat pada 2014 lalu, ketika buku pertamanya berjudul 'The-Life Changing Magic of Tidying Up' dirilis.
Perempuan yang juga dijuluki sebagai decluttering guru ini semakin dikenal, berkat serial Netflix berjudul 'Tidying Up with Marie Kondo.'
Dalam serial tersebut, Marie Kondo mengunjungi rumah-rumah kliennya dan membantu mereka mengatur barang di rumah menggunakan Metode KonMari.
Metode KonMari pun semakin populer dan semakin banyak orang yang terbantu dengan metode beberes ala Marie Kondo ini.
Baca juga: Tips dan Trik Tinggal di Jepang
Apa Itu Metode KonMari?
Mengutip Medium, Metode KonMari adalah cara atau pendekatan minimalism ala Marie Kondo, untuk menyimpan barang berdasarkan kategori.
Ada enam aturan dasar untuk memulai metode ini, di antaranya:
1. Berkomitmen pada diri sendiri untuk merapikan barang
2. Bayangkan gaya hidup ideal yang diinginkan
3. Sebelum membuang barang yang tidak terpakai, ucapkan terima kasih dengan tulus kepada setiap barang karena sudah berfungsi dengan baik
4. Bersihkan dan rapikan sesuai kategori, bukan lokasi
5. Ikuti urutan dan kategori dengan benar
6. Tanyakan ke diri sendiri, barang mana saja yang membawa kegembiraan
Baca juga: Tinggal di Jepang? Ini Cara Membuat Rekening Bank di Jepang
Metode beberes ala Marie Kondo sebenarnya bukan tentang membersihkan dan merapikan barang saja. Tapi juga tentang membuang barang-barang yang sudah tidak memiliki nilai.
Metode KonMari mengajarkan untuk mengeluarkan semua benda dari lemari atau laci, kemudian pilih barang mana yang 'sparks joy' atau membawa kegembiaraan.
Meski awalnya mungkin terasa canggung, namun KonMari mengajarkan kita untuk mengenali apa saja barang yang penting dan tidak.
Budaya Beberes Warga Jepang
Kebiasaan menjaga kebersihan yang dilakukan warga Jepang memang sudah dikenal dunia. Kebiasaan ini banyak terinspirasi oleh filosofi Jepang.
Misalnya ada filosofi Jepang kuno tentang Wabi-Sabi. Marie Kondo mengatakan, filosofi ini mengajarkan cara untuk 'mengalami keindahan dalam kesederhanaan dan ketenangan'.
Dilansir BBC, Wabi-sabi berasal dari agama Buddha dan sering digambarkan sebagai seni untuk menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan, ketidakkekalan, dan ketidaklengkapan.
Baca juga: Tinggal di Jepang, Kawasan Apartemen Murah dan Dekat Stasiun di Tokyo
Profesor Sosiologi di Pusat Studi Jepang University of California, John Lie, mengatakan ada juga pengaruh Zen yang sudah ada lama pada budaya Jepang.
Zen, yang berarti meditasi, menekankan penggunaan praktik meditasi untuk mencapai realisasi diri dan pencerahan.
Selain filosofi yang berakar, kebiasaan menjaga kebersihan warga Jepang memang sudah ditanamkan sejak dini, dari lingkungan keluarga hingga lingkungan sekolah.
Kesadaran tentang kebersihan sejak di kurikulum sekolah ini membantu anak-anak di Jepang menyadari dan bangga terhadap kebersihan lingkungan di sekitar mereka.
Hal inilah yang pada akhirnya menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab untuk menciptakan ruang yang bersih, dimulai dari lingkungan terkecil hingga lingkungan sekitar, kota, dan negara. (*)