“Saya bisa mendapatkan informasi terkait perkuliahan dan kehidupan sehari-hari berkat tinggal di dekat masjid ini,” kata Seorang mahasiswa Indonesia yang datang ke Jepang pada tahun 2018 sebagai pelajar asing dan tinggal di sekitar Masjid Okayama.
Kekhawatirannya terkait bahasa dan agama selama hidup di Jepang, cukup teratasi berkat kehadiran masjid ini. Selain itu, dia mengalami kesulitan dalam mencari makanan halal di supermarket biasa. Jadi, Ia pun sering berbelanja di toko halal di dekat masjid.
Di masjid ini, ada juga orang-orang asal Pakistan, Turki, dan negara lain yang datang menjadikannya menjadi tempat berkomunikasi lintas kebangsaan dan usia.
Saat ini, jumlah Muslim berdarah Jepang masih sedikit, sehingga orang Jepang beragama Islam yang bisa mengajarkan tentang bahasa dan kebudayaan Jepang kepada para pelajar asing jumlahnya terbatas.
Namun, saya mendapatkan kesempatan beberapa kali untuk mengajarkan hal tersebut kepada para pelajar asing.
Seiring dengan bertambahnya jumlah Muslim di Okayama akhir-akhir ini, jumlah toko yang menyediakan makanan halal dan tempat salat pun ikut bertambah.
Namun, bagi para mahasiswa yang tinggal dalam waktu lama, mereka masih merasa kesulitan saat libur kuliah panjang sebab kantin kampus tutup dan sulit juga mendapatkan makanan karena alasan uang saku yang terbatas.
Pada situasi tersebut, masjid dapat dipandang sebagai tempat lebih dari sekedar tempat salat.
Baca juga: Panduan Mencari Masjid dan Musola di Jepang
Selain mahasiswa, orang-orang yang datang dari Indonesia bersama keluarga membentuk 20 persen populasi warga Indonesia yang tinggal di Okayama.
Seorang laki-laki Indonesia yang tinggal bersama istri dan dua orang anak lelakinya menceritakan bahwa ia merasa dapat membesarkan anak-anaknya dengan tenang sebagai keturunan Indonesia kelahiran Jepang.